telkomsel halo

Ini Strategi Telkom Menggarap Pasar Seluler Malaysia

09:19:00 | 08 Okt 2013
Ini Strategi Telkom Menggarap Pasar Seluler Malaysia
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) –  PT Telkomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk  menggarap pasar seluler di Malaysia melalui Telkom International (Sdn Bhd) atau Telin Malaysia yang baru saja diperkenalkan pada 25 Agustus 2013 lalu.

Telin Malaysia mendapatkan lisensi Mobile Virtual Network Operator (MVNO) bekerjasama dengan Maxis.

Prioritas pertama yang akan digarap Telin adalah enam juta orang Indonesia yang tinggal di Malaysia melalui Kartu AS 2 in 1.

Aksi yang disiapkan adalah  Telin Malaysia berkolaborasi dengan anak usaha Telkom lainnya, Telkomsel, untuk memberikan subsidi biaya panggilan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia kepada keluarganya di kampung halaman dengan memberlakukan tarif lokal.

GCG BUMN
Rencananya, pada akhir Oktober ini Telkomsel akan meluncurkan layanan Kartu As 2 in 1 di Malaysia.

“Telkomsel yang memiliki 128 juta pelanggan akan memudahkan Telkom Internasional (induk usaha Telin Malaysia) di beberapa negara untuk mendapatkan pelanggan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri,” ungkap Direktur Sales Telkomsel, Mas'ud Khamid, belum lama ini.

Mas'ud mengungkapkan, saat ini jumlah pelanggan Telkomsel  di Malaysia sekitar enam juta orang, dan sebanyak 80 persen adalah TKI asal Jatim dan NTB. “Kami perkirakan 80 persen itu menggunakan kartu Simpati As untuk menghubungi keluarganya," ujarnya.

Dijelaskannya, Kartu As 2 in 1 akan membuat para TKI pelanggan Telkomsel memiliki dua nomor berbeda dalam satu kartu, yang terdiri dari nomor khusus untuk menghubungi keluarganya di Tanah Air dan satu nomor lainnya hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi di Malaysia.

"Ketika TKI menghubungi keluarganya di Indonesia, maka secara otomatis nomor khusus tarif lokal itu yang berfungsi, sedangkan pada saat digunakan untuk komunikasi dengan sesama nomor Telkomsel di Malaysia maka nomor yang satu lagi yang berfungsi dengan tarif sesuai ketentuan," jelasnya.

Ditambahkannya,   biaya panggilan TKI kepada keluarganya di Tanah Air itu yang disubsidi, sedangkan biaya panggilan di Malaysia ditentukan oleh Telkomsel dan PT Telkom Internasional (Telin). Untuk merealisasikan hal tersebut, Telkomsel telah membangun Kedai Grapari Telkomsel di Kuala Lumpur.

Sekadar catatan, strategi serupa diterapkan Telkom di Hong Kong akhir 2012. Dalam satu tahun terakhir pelanggan Telkomsel di Hong Kong telah mencapai angka 60.000.  Hasilnya, para pelanggan tersebut secara rutin melakukan panggilan ke 200.000 nomor Kartu As di Indonesia.
 
"TKI di Hong Kong rata-rata menghubungi tiga anggota keluarganya di Indonesia dengan menggunakan kartu As," katanya menambahkan.
 
Dalam waktu dekat layanan produk serupa juga akan  membidik pasar di Singapura, Australia, Myanmar, Makau, Taiwan, dan Arab Saudi.

Sekadar catatan, Telin Malaysia rencana awal akan mengkomersialkan Kartu As 2 in 1 pada akhir September lalu. Namun, karena ingin mematangkan aspek teknis dengan Maxis, maka diundur menjadi akhir Oktober 2013.

Saat ini penetrasi pengguna seluler di Malaysia diperkirakan  sudah mencapai 132%. Di Malaysia, terdapat tiga pemain besar seluler yakni  Maxis, Celcom, dan Digi. Maxis dan Celcom disebut sebagai penguasa dengan pangsa pasar 32%-33% bagi keduanya.

Sedangkan pemain yang mendapatkan lisensi MVNO di Malaysia lebih dari 12, tetapi yang aktif beroperasi cuma 6.  Di Malaysia penguasa pasar MVNO adalah Tune Talk yang masih bagian dari Air Asia Group.
 
Diperkirakan ada sekitar 700 ribu pelanggan Tune Talk dengan ARPU sekitar  US$ 10 hingga  US$ 13 per bulan. Tune Talk diperkirakan memiliki pendapatan sekitar US$ 65,9 juta pada 2012. Pada 2015 perseroan menargetkan memiliki sekitar 5 juta pelanggan.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
Idul Fitri IndoTelko
More Stories