JAKARTA (indotelko) – Penelitian terbaru yang dilakukan Juniper Research menemukan tingginya konsumsi perangkat elektronik menjadikan kebutuhan jasa M2M (Machine to Machine) kian seksi lima tahun ke depan.
Diprediksi, pada 2017 nanti sekitar 400 juta perangkat elektronik akan mampu menjalankan fungsi M2M, melesat dari 110 juta perangkat pada tahun ini.
Menurut Juniper, tumbuhnya penggunaan M2M tak bisa dilepaskan dari efisiensi dan pengelolaan biaya yang ditawarkannya, dimana sektor otomotif akan menjadi pendorong utama jasa tersebut.
Associate Analyst Juniper Research Anthony Cox seperti dikutip Cellular News menyatakan hampir semua operator menjadikan M2M sebagai alat pertumbuhan baru di industri dengan membuka Application Programming Interface (API) yang bisa di tailor made.
Baru Perkenalan
Sementara itu, General Manager of Cloud and Machine to Machine Technology XL Axiata Arkav Juliandri mengungkapkan, M2M baru memasuki fase perkenalan di industry seluler Indonesia.
“Kami sedang membangun ekosistemnya dengan menggandeng penyedia perangkat dan solusi,” katanya.
Saat ini mitra yang dimiliki XL untuk mengembangkan M2M adalah Ivio, Qualcomm, dan Huawei. Pada tahun depan jumlah mitra ini akan ditambah hingga 20 mitra. Di platform layanan M2M, XL bekerja sama dengan Ericsson.
Hingga kuartal III tahun ini, perusahaan memiliki 92 ribu pelanggan layanan M2M dengan jumlah pelanggan terbanyak dari layanan automated meter reader. Perusahaan memiliki 20 pelanggan korporasi, seperti PT PLN (Persero), Aetra, Palyja, Bank Central Asia, Bank BRI, dan lainnya.
Pada akhir tahun ini, perusahaan menargetkan mendapatkan 100 ribu pengguna. Perusahaan menargetkan layanan ini berkontribusi Rp 1 triliun pada 2015 dengan jumlah pelanggan mencapai 25 juta.
Untuk memperbesar layanan M2M, XL sudah menyiapkan peta jalan (roadmap) hingga 2015. Pada 2011 dan 2012, perusahaan akan fokus untuk mengembangkan aplikasi dan platform untuk layanan M2M, terutama untuk enam solusi M2M dimiliki sekarang.
Pada 2013, XL melakukan penguatan portofolio produk, integrasi platform, serta memperkuat sales dan distribusi produk. Pada 2014 perusahaan fokus ke consumer experience dan memperkenalkan solusi M2M baru, seperti M-Health.
Pada 2015, perusahaan fokus menjadi penyedia end to end solution layanan M2M, misal pada solusi smart home, smart building, dan sebagainya.(ak)