JAKARTA (indotelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan keuntungan sebesar Rp 555.111 miliar hingga kuartal III-2012 atau melonjak 62,1% dibandingkan periode sama 2011 sebesar Rp 342,4 miliar.
CEO TBIG Hardi Wijaya Liong dalam keterangan tertulisnya menyatakan kenaikan keuntungan berkat melonjaknya pendapatan perseroan hingga kuartal III-2012.
Tercatat, pada kuartal III-2012 pendapatan sebesar Rp 1,138 triliun atau naik 65% dibandingkan periode sama 2011 sebesar Rp 688,9 miliar.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menjadi penopang pendapatan perseroan di kuartal III-2012 yakni sekitar Rp 260.188 miliar atau 22,86% dari total omzet.
Berikutnya, Telkomsel sebesar Rp 239.929 miliar, PT XL Axiata Tbk (Rp 150.349 miliar), PT Indosat Tbk (Rp 140.407 miliar), PT Hutchison CP Telecommunications (Rp 111.997 miliar), PT Bakrie Telecom Tbk (Rp 82.484 miliar), PT Smartfren Telecom Tbk ( Rp 68.103 miliar), dan PT Axis Telekom Indonesia PT Axis Telekom Indonesia (Rp 62.819 miliar).
Pada 30 September 2012 pendapatan dari Telkomsel sudah termasuk pendapatan sewa menara dari PT Daya Mitra Telekomunikasi sebesar Rp 5.133 miliar.
Sementara Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) sebesar Rp 920 miliar atau naik 70% dibandingkan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2011.
“Adapun akuisisi menara Indosat yang tuntas pada 2 Agustus 2012 menunjang kinerja keuangan TBIG pada kuartal ini hanya mencerminkan pendapatan dari menara yang diakuisisi selama kurang dari dua bulan,” kata Hardi.
Perseroan memiliki 12.953 penyewaan dan 8.171 site telekomunikasi per 30 September 2012. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 6.714 menara telekomunikasi, 1.040 shelter-only , dan 417 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 11.496, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,71.
Menurutnya, akuisisi 2.500 menara Indosat merupakan tonggak penting bagi perusahaan.” Secara keseluruhan, kami telah menambah 4.369 penyewaan selama kuartal ini di mana porsi penambahan yang signifikan berasal dari penambahan kolokasi,” jelasnya.
Total utang senior bersih pada tanggal 30 September 2012 sekitar Rp6,664 triliun sehingga rasio utang senior bersih terhadap EBITDA triwulan ketiga yang disetahunkan menjadi 4,1x.(ct)