Nama Andy Zain sangat terkenal di bisnis internet Indonesia. Jauh sebelum isitilah Over The Top (OTT) bergaung di industry telekomunikasi Indonesia sejak dua tahun lalu, Pria berkacamata minus ini sudah menggelutinya.
Bahkan, Founder & CEO di Numedia Global ini salah seorang yang getol membangun komunitas bagi para orang-orang kreatif di Indonesia untuk berkumpul di ajang Mobile Monday (MoMo) atau mendirikan Founder Institute.
Pria yang juga menjadi Executive Director di mig33 ini dikenal sebagai salah satu pionir di bisnis Value Added Services (VAS) dengan operator yang membawa produk-produk ternama seperti Yahoo!, EA, Gameloft, FIFA, Vuclip, Snaptu, UC Mobile, dan Payfone.
Berbekal pengalaman nyaris 15 tahun di industri kreatif yang selalu bersinggungan dengan operator, lulusan Monash University, Australia ini berbagi pengalamannya kepada indotelko kala menjadi salah satu pembicara di seminar OTT: Friend or Foe akhir 2012 lalu.
Berikut kutipannya:
Bagaimana kondisi bisnis kreatif berbasis internet di Indonesia sekarang?
Saya berbagi informasi untuk produk yang sekarang dipegang. Mig33 telah memiliki 35 juta pengguna, Vuclip ada 100 juta page views per bulan, sedangkan KotaGames ada 2,5 juta pengguna. Sekarang mari kita lihat dari data wordpress. Bahasa Indonesia adalah bahasa keempat terbesar yang digunakan para blogger dan 33% pengguna internet di Indonesia memiliki blog. Diperkirakan 5,3 juta blog yang terdaftar di Indonesia itu sekitar 33% aktif. Belum lagi fenomena pengguna Facebook, pada 2011 diperkirakan ada 38 juta pengguna, India dan Brazil butuh 3 tahun mengejar jumlah yang dimiliki Indonesia itu.
Apa arti itu semua?
Artinya masyarakat Indonesia itu semakin dekat dengan internet dan tak bisa melupakan kodratnya yang suka berkomunikasi dengan komunitasnya. Ini peluang bagi pelaku bisnis konten dan juga operator. Sayangnya, banyak aplikasi atau konten yang dikembangkan di Indonesia itu masih berbasis desktop, padahal negeri ini adalah negara mobile. Akses internet itu didominasi perangkat mobile seperti smartphone atau notebook.
Apakah pengguna di Indonesia mau mengeluarkan uang untuk konten?
Kami memiliki konten KotaGames. Penggunanya punya daya beli yang rendah, tetapi memiliki kemauan untuk membayar. Tinggal bagaimana mengemas dan penawaran ke pengguna
Bagaiman melihat peran operator di bisnis konten internet?
Operator telekomunikasi memiliki kekuatan besar untuk menentukan berkembang atau tidaknya OTT lokal di Indonesia. Pasalnya, operator memiliki basis pelanggan yang bisa dijadikan pasar. Selain itu, dengan menggandeng operator bisa membangun brand lebih cepat karena dianggap dipercaya oleh pemain besar. Salah satu kekuatan lain dari operator bisa melakukan carrier billing.
Apa kendala selama ini berbisnis dengan operator?
Saya punya pengalaman kala mengembangkan konten dengan memasarkan sendiri, lama take up-nya di pasar. Kala menggandeng operator, kontennya langsung mudah penetrasi di pasar. Tetapi, ada juga konten saya yang kala itu mengadopsi model bisnis operator. Misal, dengan memaksa pelanggan membayar, yang terjadi trafik malah turun. Disitu saya sadar, dalam bekerjasama dengan OTT, operator sebaiknya tidak menerapkan model bisnis atau regulasi sesuai standar yang dimilikinya ke para kreator. Biarkan semangat dari bisnis internet itu tetap dijaga para kreator agar loyalitasnya dengan komunitas tak terlepas.(id)