JAKARTA (indotelko) – PT TiPhone Mobile Indonesia Tbk (TELE) diperkirakan akan menjdi salah satu emiten yang bersinar di sektor ritel untuk produk telekomunikasi dalam kurun periode 2012-2014.
Analis dari Bahana Sekuritas Aditya Eka Prakasa dalam risetnya memprediksi emiten dengan kode saham TELE ini akan memiliki Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk omzet sebesar 34% untuk periode 2012-2014.
Pada 2012, TiPhone diprediksi memliki omzet sebesar Rp 7,55 triliun, selanjutnya pada 2013 melonjak menjadi Rp 13,135 triliun, dan 2014 (Rp 17,644 triliun).
Sedangkan laba bersih pada 2012 diprediksi sebesar Rp 227 miliar, pada 2013 menjadi (Rp 425 miliar), dan 2014 (Rp 578 miliar).
Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) pun diprediksi akan naik terus. Pada 2012 sebesar Rp 287 miliar, 2013 (Rp 546 miliar), dan 2014 (Rp 736 miliar).
Penopang pendapatan dari TiPhone diprediksi datang dari bisnis voucher dan kartu perdana pada 2012 yang akan mencapai Rp 6,489 triliun, 2013 (Rp 9,739 triliun), dan 2014 (Rp 12,503 triliun).
Berikutnya dari penjualan ponsel pada 2012 sebesar Rp 985 miliar, 2013 (Rp 2,775 triliun), dan 2014 (Rp 3,628 triliun). untuk 2013, penjualan voucher listrik akan mencapai Rp 500 miliar dan 2014 menjadi Rp 1,35 triliun.
Pemicu
Menurutnya, beberapa pemicu yang bisa menumbuhkan pendapatan TiPhone pada 2013 adalah dimulainya kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) pada Juli 2013 yang akan memicu penggunaan tinggi dari layanan seluler.
Rencana dari Telkomsel yang akan melakukan sistem cluster dengan memotong jumlah distributor dari 100 menjadi 50 pada 2014 nanti diyakini akan membuat pangsa pasar dari TiPhone kian besar.
Belum lagi rencana aksi akuisisi salah satu distributor produk Telkomsel yang akan menaikkan pangsa pasar perseroan dari 12% menajdi 20% dan untuk produk XL dari 8% menjadi 12%.
Sedangkan untuk penjualan dari ponsel, aksi perseroan membeli distributor produk Apple pada kuartal I-2013 diprediksi dari unit bisnis ponsel TiPhone akan naik pendapatannya 282 persen menjadi Rp 2,7 triliun.
Ditambah tersiarnya kabar perseroan akan membeli salah satu produk Samsung juga akan membuat kinerja untuk penjualan ponsel makin kinclong.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Tiphone Mobile Indonesia Samuel Kurniawan mengungkapkan, perseroan pada 2013 membidik omzet sebesar Rp 13 triliun atau tumbuh 65% dibandingkan perkiraan yang diraih pada 2012 sebesar Rp 7,9 triliun.
Sedangkan untuk keuntungan diperkirakan pada tahun ini bisa mencapai Rp 325 miliar atau tumbuh 62,5% dibandingkan target 2012 sebesar Rp 200 miliar.
Dana IPO
Pada kesempatan lain, dalam keterbukaan informasinya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur TiPhone Meijaty Jawidjaja mengungkapkan, perseroan telah menggunakan sekitar 98% dana Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan pada Januari 2012.
“Aksi IPO awal tahun lalu berhasil menghimpun dana sekitar Rp 418.500 miliar,” katanya.
Dijelaskannya, hasil bersih dari aksi korporasi itu sekitar Rp 406.431 miliar setelah dipototng biaya penawaran umum sebesar Rp 12.068 miliar.
Dijelaskannya, perseroan merencanakan dana yang terkumpul itu untuk membayar hutang ke Bank DBS sebesar Rp 360 miliar dan modal kerja sekitar Rp 46.431 miliar.
Namun, realisasinya, pembayaran hutang ke DBS hanya dibayarkan sekitar Rp 359.765 miliar dan alokasi modal kerja hanya Rp 40.234 miliar.
Akhirnya, dana yang terserap hanya sekitar Rp 400 miliar dan menyisakan Rp 6.431 miliar atau 1,5 persen dari dana yang terhimpun.(ak)