JAKARTA (indotelko) – PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) menyiapkan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sekitar Rp 1 triliun – Rp 1,5 triliun untuk menopang ekspansi perseroan selama 2013.
“Tahun ini Capex Solusi Tunas Pratama sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. Ini akan digunakan untuk ekspansi dan menopang target pendapatan 2013,” ungkap Direktur Keuangan Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan kala Paparan Publik di Jakarta, Senin (28/1).
Diungkapkannya, pada tahun ini perseroan membidik pertumbuhan pendapatan mencapai 50% atau sekitar Rp 750 miliar.
“Kita sedang hitung pendapatan 2012, tetapi saya perkirakan di kisaran Rp 500 miliar atau tumbuh 50 persen dibandingkan 2011. Tahun ini kita bidik pertumbuhan dengan persentase yang sama, sedangkan Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) margin di kisaran 84%,” jelasnya.
Direktur Utama Solusi Tunas Pratama Nobel Tanihaha mengungkapkan, perseroan pada tahun ini membidik memiliki 3.500 menara. Hingga akhir 2012, perseroan memiliki 2.300 menara.
“Rencananya kita akan bangun sendiri seribu menara, sisanya untuk menutup target 3.500 menara dari anorganik,”jelasnya.
Aksi lain yang disiapkan perseroan untuk mencapai target pendapatan adalah dengan menggeber pembangunan serat optic guna memperlancar bisnis BTS Hotel yang akan menjadi tren di masa depan.
“Kita sudah mengambil PT Platinum Teknologi pada 2012. Ini akan menjadi salah satu kunci pertumbuhan di masa depan karena BTS Hotel itu kuncinya serat optik sebagai transmisi,” jelasnya.
Diungkapkannya, perseroan telah menjadi salah satu dari tiga perusahaan yang diberikan ijin oleh pemerintah DKI untuk mengoperasikan Microcell Pole di Jakarta. Hingga saat ini perseroan memiliki jaringan serat optic sepanjang kurang lebih 900 KM yang berada di Jakarta, Bandung, dan kabel laut Batam-Singapura.
Berkaitan dengan status hutang dari perseroan, Juliati mengungkapkan, pada tahun ini emiliki hutang jatuh tempo berupa pembayaran pokok dan bunga sekitar Rp 300 miliar.
“Tidak ada rencana percepatan pembayaran. Tetapi kita ada kajian untuk mencari pendanaan bisa dalam bentuk pinjaman untuk pertumbuhan secara anorganik,” katanya.
Tidak Berubah
Sedangkan terkait isu masuknya Carlyle Group ke perseroan, Nobel membantah keras hal itu.
“Pemegang saham kami belum ada perubahan. Saya tidak tahu itu isu darimana soal Carlyle,” tegasnya.
Berdasarkan catatan, saat ini saham Solusi Tunas Pratama dikuasai PT Deltamas Abadi Makmur melalui PT Kharisma Indah Ekaprima sebesar 57,86% per akhir kuartal III.
Pemegang lain terdiri dari Cahaya Anugerah Nusantara Holding Ltd 19,51%, PT Titan Technology 4,08%, Juliati Gunawan (direktur) 0,01%, Eko Abdurrahman Saleh (direktur) 0,003%, dan publik 18,52%.
Sebelumnya, pada 2012 lalu beredar kabar Carlyle Group masuk ke Solusi Tunas Pratama dengan membeli 25% sahamnya senilai Rp 970.87 miliar.
Carlyle adalah salah satu perusahaan investasi asal Amerika Serikat yang mengelola dana sekitar Rp 1.456 triliun.(ak)