Bobby Rasyidin bisa dikatakan sebagai sosok eksekutif muda yang banyak diidolakan anak muda di generasi millennium ini. Bayangkan, belum memasuki umur 40 tahun namun jabatan yang disandangnya sudah mentereng. Presiden Direktur Alcatel-Lucent Indonesia.
Urang awak yang lahir 31 Oktober 1974 ini diangkat menjadi orang nomor satu di Alcatel-Lucent Indonesia pada Juli 2012 lalu.
Pengagum sosok KI Hadjar Dewantara ini adalah orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan bergengsi di salah satu vendor jaringan dan solusi terbesar dunia itu.
Belum lama ini IndoTelko bersama beberapa media mendapatkan kesempatan bertemu dengan jebolan ITB pada 1996 lalu itu. Berikut kutipannya:
Bagaimana Anda bisa menduduki posisi sekarang?
Saya sebenarnya bukan orang baru di Alcatel Lucent. Perusahaan pertama tempat saya bekerja adalah Lucent Technologies. Setelah itu saya keluar dan mendirikan perusahaan bersama beberapa teman.Berikutnya ke Fujitsu sekitar 2006 – 2007 dan ke Alcatel-Lucent Indonesia memegang account Telkom di periode 2007 – 2012.
Kabarnya Anda sempat menjadi pengusaha?
Benar, saya bersama beberapa teman sempat mendirikan satu perusahaan. Salah satu produk yang kami bikin kala itu alat mengintegrasikan membaca cuaca.Banyak pelajaran yang saya ambil selama menjalankan perusahaan itu.
Apa bedanya bekerja di perusahaan dengan menjalankan perusahaan sendiri?
Beda sekali. Dalam berbisnis pola pikirnya adalah menetapkan tujuan berbisnis sedangkan proses dan perencanaan belakangan.Jika bekerja di satu perusahaan, dimana yang diutamakan adalah proses, rencana, dan birokrasi.Obyektif dari bisnis pun diletakkan belakangan.
Kombinasi pengusaha-pekerja yang ada di diri Anda menjadikan posisi sekarang diraih?
Kala saya diwawancara oleh kantor pusat untuk menduduki posisi nomor satu di Indonesia, mereka melihat justru keunikan seorang Bobby di situ. Maksudnya saya orang yang sudah pernah menjalani sebagai pekerja dan pebisnis. Bobby bukan corporate boy, Bobby Business Man, dan Alcatel-Lucent membutuhkan seorang pebisnis atau business man untuk mengangkat performanya di Indonesia.
Apa strategi manajemen yang tengah Anda lakukan di Alcatel-Lucent?
Saya menjalankan transformasi di Alcatel-Lucent Indonesia dengan filosofi Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani . Saya mengajak setiap elemen di perseroan untuk mengubah pola pikir dari pekerja menjadi pebisnis. Jika pola pikir ini diubah, maka dalam melihat peluang tidak berfikir dulu tentang proses atau perhitungan ganti rugi, tetapi langsung mengambil kesempatan pertama. Semua orang di Alcatel-Lucent Indonesia saya minta menjadi sales person. Mereka harus bisa menjadi sales dengan gaya bahasa yang mereka kuasai. Tetapi ini memang tidak mudah, banyak yang hengkang, itu biasa dalam transformasi.
Berikutnya?
Saya membuka komunikasi dengan semua lini organisasi untuk mencari solusi bersama. Setiap bulan ada pertemuan dengan semua unit dan terbuka mendengarkan masalah. Kita mencari solusi bersama untuk kemajuan perusahaan.
Sudah terlihat hasilnya?
Penjualan di Alcatel-Lucent pada tahun lalu naik tiga kali lipat, begitu juga di kuartal pertama 2013. Bahkan tahun ini diperkirakan menjadi periode yang indah bagi Alcatel-Lucent Indonesia dalam lima tahun terakhir karena kinerjanya melewati yang ditetapkan markas besar. Saya canangkan 531 yakni 5 proyek dimenangkan, tiga pilar konsumen, satu pendekatan. Lima proyek sudah kita menangkan, karena itu raihan tahun ini sudah aman, tiga pilar konsumen itu adalah incumbent, non incumbent, dan segmen enterprise serta industri strategis, terakhir satu pendekatan yakni blended sebagai pemain di Industri
Apa yang membedakan Alcatel-Lucent dengan vendor lainnya?
Kami selalu ingin menjadi bagian dari industri bukan trader.Kita berada di depan kala berhadapan dengan pelanggan. Belum lagi kita memiliki Bell Labs sebagai pusat penelitian. Ini bukti kami serius di industri ini.(id)