JAKARTA (IndoTelko) – Operator Hutchison 3 Indonesia (Tri) menjadi salah satu penopang terbesar pendapatan triwulan pertama 2013 dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang bergerak di bisnis penyediaan menara telekomunikasi.
Dalam laporan keuangan Sarana Menara yang dikirimkan ke bursa efek Indonesia (BEI) Kamis (23/5), operator Tri menopang 36% dari pendapatan Sarana Menara selama triwulan pertama 2013 atau sekitar Rp 256,62 miliar.
Sarana Menara sendiri selama triwulan pertama 2013 berhasil mencetak omzet sebesar Rp 720,213 miliar atau naik 49,5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 481,504 miliar.
Pendapatan perseroan selama triwulan pertama 2013 berasal dari sewa menara sebesar Rp 718,520 miliar dan sewa pemancar sebesar Rp 1,693 miliar.
Operator lainnya yang berkontribusi besar bagi pendapatan Sarana Menara di triwulan pertama 2013 adalah XL Axiata yakni sebesar Rp 126,714 miliar atau berkontribusi sekitar 18% bagi total omzet.
Sarana Menara berhasil membukukan laba usaha positif selama triwulan pertama 2013 sebesar Rp 343,724 miliar dibandingkan rugi usaha Rp 207,538 miliar di periode sama tahun lalu.
Sementara laba periode berjalan selama triwulan pertama 2013 sebesar Rp 171,880 miliar naik 128% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 75,187 miliar. Pada tahun ini emiten dengan kode saham TOWR ini membidik sekitar 800 hingga seribu menara baru yang dibangun.
Sebelumnya, anak usaha Sarana Menara Nusantara (TOWR) melalui anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan Protelindo Finance B.V. telah menandatangani perjanjian pinjaman dengan total nilai sampai dengan US $ 527 juta pada tanggal 20 Mei 2013.
Perjanjian fasilitas pinjaman 2013 itu terdiri dari pinjaman sebesar US$ 350 juta , pinjaman Euro 40 juta atau setara US $ 52 juta dan fasilitas kredit bergulir US $ 125 juta.
Pinjaman ini berasal dari kreditur sindikasi yang terdiri dari belasan perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti DBS Bank Ltd, ING Bank NV Cabang Singapura, Standard Chartered Bank, Oversea-Chinese Banking Corporation Limited, Bank of America, BNP Paribas, dan PT Indonesia Infrastructure Finance.
Fasilitas pinjaman 2013 ini akan digunakan untuk melunasi seluruh sisa saldo yang terutang berikut dengan biaya -biaya dan pengeluaran dari fasilitas utang senilai US $ 575 juta dan Euro 40 juta. Fasilitas utang ini ditandatangani pada 10 Desember 2012 antara DBS Bank Ltd , Standard Chartered Bank , ING Bank N.V. Cabang Singapura dan Protelindo Finance.
Fasilitas Pinjaman 2013 ini akan jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2018.Bunga untuk fasilitas pinjaman dalam denominasi dollar yaitu bunga LIBOR ditambah dengan margin sebesar 3,40 %, 3,15 %, atau 2,95% per tahun tergantung pada pemenuhan beberapa rasio finansial. Porsi dari fasilitas pinjaman 2013 dalam mata uang Euro dikenakan bunga sebesar EURIBOR ditambah dengan margin sebesar 2,5 % per tahun.(ct)