JAKARTA (IndoTelko) – Daftar peritel atau distributor produk teknologi informasi (TI) yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertambah.
Setelah nama-nama papan atas seperti Erajaya, Metrodata, Trikomsel, Tiphone, Global Teleshop, atau Skybee.Tak lama lagi menyusul PT Electronic City Indonesia.
Electronic City bersiap melepas sekitar 333 juta saham atau sekitar 25% dari total modal melalui proses initial public offering (IPO) yang akan dilakukan pada Juni ini. Penjamin emisi untuk aksi korporasi ini adalah Credit Suisse dan Danareksa Sekuritas.
Perusahaan ini berdiri sejak November 2011 ini merupakan perusahaan ritel yang punya konsep modern dalam menjual brand elektronik kelas menengah ke atas.
Dari rilis perseroan dinyatakan harga saham dilepas di kisaran Rp 4.050 - Rp 5.400. Jika IPO berjalan mulus, maka dana yang bisa dihimpun sekitar Rp 1,35 triliun hingga Rp 1,8 triliun.
Dalam prospektus perseroan dinyatakan, 10% dari dana IPO untuk melunasi pinjaman dari Bank Victoria senilai Rp 15 triliun. Pinjaman ini diperoleh pada 8 April lalu dengan tingkat bunga 13% dan tenor satu tahun.
Pada 30 April lalu, Electronic City juga memperoleh revolving loan dari Bank Victoria dengan nilai Rp 60 miliar. Tingkat bunga dan jatuh tempo revolving loan ini juga sama dengan pinjaman sebelumnya.
Kedua pinjaman itu dijamin dengan tanah milik perusahaan di Bumi Serpong Damai dengan luas 5.802 meter persegi. Selain itu, manajemen juga menjadikan delapan unit mobil dan duit internal senilai Rp 50,2 miliar.
Aliran lain dari dana IPO untuk melunasi pinjaman dari Bank CIMB Niaga senilai Rp 10 miliar dan Rp 65 miliar. Pinjaman ini memiliki tenor satu tahun serta memiliki tingkat bunga 10,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan duit internal electronic city senilai Rp 21,35 miliar. Tapi, khusus yang pinjaman Rp 65 miliar itu dijamin dengan tanah seluas 13.647 meter persegi di kawasan Cibubur dan kas internal senilai Rp Rp 20 miliar.
Selain untuk melunasi utang, 85% dana IPO ini bakal dianggarkan manajemen untuk pembangunan outlet - outlet baru dan renovasi outlet yang sudah ada. Sementara sisanya sekitar 5% akan digunakan untuk membiayai modal kerja seperti pengembangan IT.
“Kami akan bangun sebanyak 30 toko tahun ini. Saat ini kami memiliki 13 toko dengan tiga format dalam mall, rencananya akan menjadi total 43 toko. Untuk itu butuh belanja modal Rp 800 miliar di 2013 yang akan dipenuhi melalui IPO,” ungkap Direktur Utama Electronic City Ingrid Pribadi.(ak)