WATERLOO (IndoTelko) – BlackBerry terpuruk dalam kerugian sebesar US$ 84 juta atau setara Rp 831 miliar di kuartal pertama 2013.
Dalam rilis perseroan dinyatakan, selama triwulan pertama tahun fiskal 2014 omzet yang didapat sebesar US$ 3,1 miliar atau Rp 30,6 triliun naik 9% dibandingkan periode sama fiskal 2013 sebesar US$ 2,8 miliar atau Rp 27,7 triliun.
Pendapatan dari pemilik saham dengan kode BBRY ini berasal 71% dari penjualan perangkat, 26% dari layanan, dan 3% dari software.
Selama periode tersebut BlackBerry mengapalkan 6,8 juta perangkat, naik 13% dari kuartal sebelumnya, dan sekitar 100 ribu unit tablet PlayBook.
Perangkat dengan sistem operasi BlackBerry 10 hanya terjual 2,72 juta unit, dimana satu juta unit diantaranya BlackBerry Z10. BlackBerry dengan sistem operasi lama masih mendominasi yakni 4,08 juta unit.
Perseroan memiliki cash flow dari kegiatan operasional sekitar US$ 630 juta atau Rp 6,23 triliun dengan belanja modal US$ 83 juta atau Rp 821,7 miliar.
“Selama kuartal pertama ini kami fokus mengembangkan sistemm operasi BlackBerry 10 ke pasar global. Ini baru dalam tahap awal. Dalam kuartal berikutnya kami akan meningkatkan investasi untuk mendukung produk baru yang berbasis mobile computing,” kata President dan CEO BlackBerry Thorsten Heins.
Diharapkannya, kinerja yang diraih perseroan pada periode ini tak dianggap sebagai hasil akhir karena pekerjaan rumah terus dijalankan.
"Kami sedang melakukannya, jadi masih terlalu dini untuk dikomentari. Kadang Anda pernah berada dalam posisi terdesak, dan itulah yang sedang terjadi pada kami," jelasnya.
Saham BlackBerry sendiri langsung anjlok dengan ditutup turun 28% pada perdagangan Jumat (28/6).
Pengamat dari lembaga riset Hudson Square Daniel Ernst menilai BlackBerry harus berjuang keras menghadapi dua pesaing utama yaitu Apple dan Samsung.
"Posisi BlackBerry itu ada di tengah-tengah untuk smartphone. Bukan penyedia smartphone kelas atas seperti Apple, dan juga bukan untuk kelas bawah seperti Nokia. Posisi ini menjadikan peluang BlackBerry menjadi sulit untuk bersaing,” katanya.(ss)