JAKARTA (IndoTelko) - Nokia Solutions and Networks (NSN) mencatat pendapatan sebesar 2,76 miliar Euro atau setara Rp 38,06 triliun selama kuartal kedua 2013 turun 15% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Dikutip dari Cellular-News (8/8), penurunan penjualan tak bisa dilepaskan dari adanya divestasi bisnis yang dilakukan dan lepasnya beberapa pelanggan potensial di sejumlah negara.
Perseroan sendiri selama kuartal kedua tahun ini membukukan keuntungan 15 juta Euro atau Rp 206,86 miliar dibandingkan kondisi rugi tahun lalu sebesar 260 juta Euro atau Rp 3,5 triliun.
CEO NSN Rajeev Suri mengungkapkan, keuntungan positif yang dicapai selama periode ini berkat pasokan dari segmen Mobile Broadband dan Global Services segmen. Selama kuartal kedua 2013, Global Services memasok 53% pendapatan, sementara mobile broadband sekitar 46%.
NSN mengalami penurunan pendapatan di Asia, Timur Tengah, dam Afrika karena melambannya penjualan di Jepang dan China. Sedangkan di Eropa dan Amerika Latin penjualan menurun karena operator di negara tersebut lebih banyak melakukan modernisasi jaringan.
“Kami percaya NSN akan berbicara banyak di Long Term Evolution (LTE) nantinya karena banyak operator tengah membangun jaringan broadband,” katanya.
NSN dulunya dikenal dengan Nokia Siemens Network. Perseroan berganti nama setelah Nokia membeli 50% saham milik Siemens Siemens AG senilai US$2,2 miliar atau setara Rp 21,7 triliun belum lama ini.(ss)