JAKARTA (IndoTelko) – PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) membidik utang sebesar US4 100 juta untuk aksi refinancing dan mendukung ekspansi.
“Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyepakati untuk menjaminkan kepemilikan aset guna memperoleh utang atau pinjaman perbankan. Kita harapkan ada dana yang didapat US$100 juta,” ungkap Direktur Keuangan Viva Charlie Kasim, kemarin.
Perseroan akan menjaminkan mayoritas saham di tiga entitas usahanya, yaitu PT Lativi Media Karya (TV One), PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), PT Viva Media Baru (Viva News).
Diungkapkannya, utang baru tersebut akan digunakan untuk membayar utang perseroan senilai US$80 juta kepada Deutsche Bank yang akan jatuh tempo pada Februari 2014.
Sisa dana pinjaman akan digunakan untuk ekspansi pembangunan convergence media center dalam rangka meningkatkan output in house production dan peluncuran TV berbayar Vivasky.
Saat ini perseroan sedang mencari lahan seluas 10 hektare (ha) di pinggiran Jakarta untuk media center tersebut. Kisaran harga tanah yang dicari oleh Perseroan yakni seharga Rp2 juta - Rp4 juta per meter persegi (m2).
"Sudah ada tiga bank yang berkomitmen, dua dari perbankan asing, dan satu lagi dari perbankan domestik. Pinjaman perbankan ini akan memiliki jangka waktu panjang dengan bunga yang lebih ringan dari saat ini atau di bawah 9%,” jelasnya.
Dalam laporan keuangan Viva periode Juni 2013, rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan adalah sebesar 0,68 kali.Total liabilitas perseroan pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 1,37 triliun, sedangkan ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 2 triliun.
Viva memiliki utang jangka pendek dari Deutsche Bank AG, cabang Hongkong sebesar Rp 794,32 miliar ditambah dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi dan biaya redemption menjadi Rp 844,12 miliar, sementara sisanya merupakan hutang dari supplier.
Presiden Direktur Viva Erick Thohir menjelaskan perseroan melakukan aksi korporasi ini untuk mengantisipasi kondisi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian dan adanya kecenderungan naiknya suku bunga pinjaman internasional.
Sementara itu, terkait dengan proses Initial Public Offering (IPO) anak usaha, Charlie menambahkan, Viva tetap bertekad mengantarkan ANTV untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal pertama tahun 2014.
Dana yang diincar dari aksi IPO itu sekitar Rp 500 miliar dengan melepas minimal 10% dari total modal disetor perusahaan. Saat ini tengah digelar beauty contest untuk menentukan mitra yang akan ditunjuk sebagai penjamin emisi untuk aksi korporasi itu.(ak)