JAKARTA (Indotelko) – Riset yang dilakukan SITA terhadap 2.489 penumpang yang berasal dari 70 negara di enam bandara terkemuka di seluruh dunia belum lama ini sepertinya tidak menjadi kabar gembira bagi operator seluler dan maskapai.
Pasalnya, adopsi menggunakan layanan seluler masih rendah walau teknologi ini sudah dipahami oleh penumpang .
Dikutip dari Cellular-News (2/10), lebih dari 90% penumpang pesawat mengatakan teknologi membantu ketika bepergian, tetapi mengandalkan smartphone untuk jasa perjalanan belum menjadi hal utama.
Dari hasil survei terlihat proporsi penumpang membawa smartphone sebanyak 76% melampaui rata-rata global 40% pada populasi umum. Sayangnya, untuk menggunakan layanan ini masih belum tinggi.
Sejauh ini terjadi peningkatan dalam beberapa tahun terakhir di adopsi layanan seluler dimana banyak dilakukan untuk check -in dan pemesanan. Sayangnya, angkanya masih di bawah 5%. Mayoritas penumpang (78%) mengungkapkan kekhawatiran kegunaan dan keterbatasan perangkat sebagai alasan untuk tidak menggunakan layanan mobile selama perjalanan.
Menurut CEO SITA Francesco Violante penumpang sudah siap namun tetap masih ragu untuk benar-benar going mobile.
"Survei menunjukkan bahwa industri memang harus menawarkan layanan mobile yang memudahkan pemesanan tiket perjalanan dan mengelola seluruh perjalanan. Meningkatkan kegunaan dan memanfaatkan kemampuan unik smartphone adalah kunci untuk meningkatkan penetrasi," sarannya.
Dikatakannya, maskapai penerbangan dan bandara yang menyadari hal ini, lalu menyediakan penumpang layanan yang mudah menggunakan handphone, akan menikmati tingkat adopsi yang lebih tinggi dan kepuasan penumpang.
Dalam survei tahun ini, 69% responden memesan perjalanan mereka melalui situs web dan 20% menggunakan kios untuk check -in pada hari perjalanan. Angka-angka ini sesuai diprediksi survei tahun lalu yang menunjukkan gelombang pertama teknologi self-service merupakan bagian mapan dari pengalaman traveling.
Gelombang berikutnya adalah adopsi layanan mobile. Untuk membujuk orang mengubah kebiasaan perjalanan mereka ini perlu memberikan nilai tambah atas pilihan teknologi yang ada.
Penumpang mengatakan bahwa layanan informasi adalah yang paling diinginkan, karena 63 % mengatakan mereka pasti menggunakan handphone untuk pencarian penerbangan dan 58% untuk status penerbangan. Hasil survei lainnya menyebutkan 29% dari merekai ingin menerima promosi di handphone dan 37% yang akan membeli tiket.
Kemampuan unik teknologi smartphone seperti lokalisasi dan personalisasi, memberikan kemampuan untuk menawarkan pengalaman traveling yang mulus bagi penumpang. Kedua maskapai penerbangan dan bandara memiliki kesempatan untuk memberikan layanan yang lebih personal dan intuitif, pada waktu yang tepat dan pada tahap setiap perjalanan.(ss)