JAKARTA (IndoTelko) – PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) tak terpengaruh dengan melesunya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dengan tetap mematok target pertumbuhan dobel digit pada 2014.
“Kita menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun depan tumbuh sebesar 30% dari tahun ini atau mencapai Rp 1,040 triliun. Proyeksi pendapatan perseroan tahun ini mencapai Rp 800 miliar,” ungkap Direktur Utama Solusi Tunas Nobel Tanihaha, kemarin.
Diungkapkannya, pada tahun ini perseroan memiliki pertumbuhan pendapatan ini naik 50% sampai 60% dibanding tahun lalu. Adapun, pendapatan tahun lalu perseroan mencapai Rp 529,4 miliar. Sementara, untuk pertumbuhan EBITDA mencapai 83%.
“Salah satu cara untuk menjaga pertumbuhan kita terus bangun menara untuk disewakan. Sepanjang 2013 ini Solusi Tunas telah bangun 1000 menara, posisi sekarang kita punya 3000 menara,” ungkapnya.
Diungkapkannya, pada tahun depan perseroan berecana mengakuisisi sebanyak 200 hingga 300 menara dari perusahaan menara independen. Aksi ini merupakan bagian dari rencana perseroan untuk menambah 1.000 menara baru.
Jika dilihat, strategi anorganik ini agak menurun bila dibandingkan dengan tahun ini, dimana Solusi Tunas Pratama menargetkan akuisisi sebanyak 500 unit menara.
“Sekarang kami tengah terikat perjanjian non disclosure agreement (NDA) dengan perusahaan tower independen tersebut. Kita memang targetkan pertumbuhan aset sekitar 20%-30% dari aksi akuisisi,” ungkapnya.
Ditambahkannya, saat ini investasi untuk membangun satu menara baru sekitar Rp 1,32 miliar hingga Rp 1,43 miliar karena adanya depresiasi rupiah. Angka ini naik 20% hingga 30% dari sebelumnya yang sekitar Rp 1,1 miliar.
“Soal pendanaan kami masih ada pagu hutang senilai US$ 100 juta yang belum ditarik. Pinjaman ini merupakan bagian dari fasilitas kredit yang diberikan oleh sindikasi perbankan pada awal tahun ini yang mencapai Rp 3 triliun,” ungkapnya.
Geber FO
Lebih lanjut Nobel mengungkapkan, perseroan juga tengah melakukan diversifikasi layanan dengan menggarap bisnis data network.
Rencananya, untuk pengembangan bisnis ini, perseroan membidik operator-operator menara sebagai calon pelanggan. Kontribusi dari bisnis tersebut mungkin baru dapat dirasakan dampaknya sekitar 2 sampai 3 tahun mendatang. “Kontribusinya ke pendapatan bisa sampai 30% di dua atau tiga tahun mendatang,” tambahnya.
Perseroan akan menggandakan kapasitas produksi fiber optiknya pada tahun depan. Bila sampai dengan akhir tahun ini, perseroan membidik produksi fiber optik sepanjang 1.000 kilometer, maka pada tahun depan perseroan menargetkan dapat memproduksi sepanjang 2.000 kilometer.
Untuk nilai investasi pembangunan fiber optik ini per kilometernya sekitar $200.000. Artinya, untuk bangun 1000km, dana yang dikucurkan perseroan mencapai $200 juta.
Sementara Direktur Keuangan Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan mengungkapkan, meski nilai tukar rupiah telah menembus Rp 12.000 dan pinjaman perseroan 100% menggunakan kurs dollar, tak mempengaruhi kinerja nantinya. “Kami telah melakukan hedging dengan nilai Rp 10.500," ungkap Juli.(ss)