JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil meraih berkah berkat memiliki penyewa menara yang dominan dari operator Tier-1 selama 2013.
Dikutip dari laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (25/2), emiten dengan kode saham TBIG ini memiliki pendapatan sebesar Rp 2,69 triliun selama 2013 atau naik 56,4% dibandingkan 2012 senilai Rp 1,72 triliun.
Pemasok pendapatan dari Tower Bersama adalah sekitar 70% dari operator Tier-1 yakni Telkomsel (Rp739,187 miliar), Indosat (Rp 631,56 miliar), Telkom (Rp 324,29 miliar), dan XL (Rp 317,2 miliar).
Kontribusi masing-masing operator ke pendapatan Tower Bersama selama 2013 adalah Telkomsel (27,4%), Indosat (23,4%), Telkom (12%), dan XL (11,7%).
Tower Bersama selama 2013 membukukan keuntungan sebesar Rp 1,25 triliun atau naik 48,47% dibandingkan 2012 sebesar Rp 841,94 miliar.
“Kami bertumbuh sebanyak 2.985 penyewaan secara organik. Penambahan ini termasuk penambahan 1.811 menara telekomunikasi. Ini menunjukkan kapabilitas kami dalam memenuhi besarnya permintaan para pelanggan,” ungkap CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong, kemarin.
Perseroan sendiri memiliki Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) selama 2013 sebesar Rp 2,21 triliun atau naik 58% dibandingkan 2012.
Namun, perseroan terbebani rugi selisih kurs pada 2013 sebesar Rp 799,12 miliar melonjak 850,2% dari rugi selisih kurs pada 2012 sebesar Rp 84,1 miliar.
Saat ini saldo kas perseroan mencapai Rp 854 miliar dengan total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 11,01 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) sebesar Rp 7,11 triliun.
Perseroan berhasil mendiversifikasikan sumber pendanaan melalui penerbitan obligasi berdenominasi dolar Amerika dan rupiah sehingga mampu mendanai belanja modal serta memenuhi kewajiban pinjaman.
Per 31 Desember 2013, perusahaan milik Saratoga Capital dan Provident Capital tersebut memiliki 16.577 penyewaan dan 10.134 site telekomunikasi.
Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 8.866 menara telekomunikasi, 1.040 shelter-only, dan 228 jaringan DAS. Memiliki total penyewaan menara telekomunikasi sebanyak 15.309, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,73.
Aset perseroan di tahun buku 2013 sebesar Rp 18,719 triliun meningkat 30,74% dibanding tahun sebelumnya Rp 14,317 triliun.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan perseroan pada tahun ini akan membangun 250-500 menara baru. Sebagian dana pembangunan menara tersebut berasal dari obligasi berkelanjutan tahap I.
Sementara belanja modal untuk satu menara telekomunikasi saat ini rata-rata Rp 1,1 miliar- Rp 1,3 miliar.
Terkait dengan pembayaran sewa dari Axis yang tengah dalam proses merger-akuisisi dengan XL, Helmy mengungkapkan, telah bertemu dengan manajemen Axis beberapa waktu lalu.
"Ada komitmen dari Axis menyelesaikan tunggakan biaya sewa menara pada tahun ini. Kami belum bisa sebutkan detailnya, karena ini bersifat rahasia. Tapi kami tidak terlalu khawatir, sebab dampaknya tidak terlalu signifikan karena nilai tunggakannya kecil," ujarnya.
Axis sendiri selama 2013 memberikan pendapatan ke Tower Bersama sebesar Rp 162,041 miliar atau berkontribusi sekitar 6% bagi total omzet.(id)