JAKARTA (IndoTelko) - PT Indosat Tbk (ISAT) optimistis pada tahun 2014 akan mencatat kinerja minimal break event point (BEP) pada tahun 2014 pasca dilepasnya 5% saham Tower Bersama karena fundamental pemodalan kian kuat.
“Hitung-hitunganya jika nilai tukar rupiah masih seperti sekarang dan mampu menjaga investasi, kita BEP. Tetapi kalau rupiahnya kembali ke Rp 10 ribuan, itu kita bisa untung,” ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli usai menjadi pembicara pada diskusi IndoTelko Forum dengan tema: "Berbagi Infrastruktur Kurangi Defisit Neraca Perdagangan", di Jakarta, kemarin.
Diungkapkannya, secara fundamental pemodalan kian kuat karena telah menuntaskan transaksi pelepasan 5% saham Tower Bersama ke sejumlah investor institusional dengan total nilai Rp 1,390 triliun."Ada sekitar 20 institusi dari dalam dan luar negeri yang membeli saham milik Tower Bersama itu. Saya tidak hafal persisnya," katanya.
Dijelaskannnya, Indosat menyetujui untuk menjual seluruh sahamnya sebanyak 239.826.310 lembar saham atau sekitar 5% dari total kepemilikan saham di Tower Bersama.Indosat menetapkan harga penjualan 5 persen saham ini dengan harga Rp 5,800 per saham.
Perseroan menunjuk penasihat keuangan di Singapura, yakni Merrill Lynch Pte Ltd sebagai sole placement agent dan CLSA Singapore Pte Ltd sebagai co-lead manager.Harga yang dilepas Indosat jauh lebih rendah 4,91% dari harga pasar saham Tower Bersama yang bermain di Rp 6.100 per saham.
Sekadar diketahui, Indosat membukukan kerugian sebesar Rp 2,78 triliun sepanjang 2013 anjlok 841,7% dibanding 2012, dimana masih bisa membukukan keuntungan Rp 375,1 miliar.
Belum lama ini Fitch Ratings memberikan peringkat surat utang jangka panjang Tower Bersama di level BB. Sementara Nasional Jangka Panjangnya di level AA (idn) dengan proyeksi stabil.
Fitch menegaskan peringkat tersebut, meski Tower Bersama mempunyai dana dari operasi atau fund from operation (FFO) yang disesuaikan dengan net leverage lebih dari 4,0 kali. FFO perseroan yang disesuaikan dengan leverega bersih tercatat 5,4 kali per akhir Desember 2013, yang menunjukkan tingginya porsi utang untuk mendanai pembanguan menara telekomunikasi sepanjang 2013.
Level AA peringkat Nasional menunjukkan harapan risiko default sangat rendah dibandingkan perseroan lainnya atau penerbit obligasi lain di negara yang sama. Risiko default inheren berbeda hanya sedikit dari penerbit obligasi tertinggi di negara sama.(ak)