JAKARTA (IndoTelko) – Peringkat nasional jangka panjang dari Telkomsel stabil walau kinerja dari penguasa seluler nasional ini selama kuartal pertama lalu tak begitu kinclong.
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings dalam rilisnya menyatakan peringkat nasional jangka panjang dari Telkomsel tetap AAA(idn) dengan Outlook adalah stabil.
Pada saat yang bersamaan, Fitch juga telah mengafirmasi dan menarik peringkat internasional berikut dari Telkomsel karena tidak lagi dianggap relevan terhadap coveragenya.
Sedangkan peringkat jangka panjang mata uang asing Issuer Default Rating (IDR) di BBB dengan Outlook stabil. Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Lokal IDR di BBB+ juga dengan Outlook stabil. Peringkat Senior Tanpa Jaminan Mata Uang Asing di BBB Peringkat nasional di kategori AAA menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia.
Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi resiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.
Pendorong
Analis dari Fitch Ratings Nitin Soni menyatakan faktor-faktor penggerak peringkat profil kredit yang solid dengan mempertimbangkan posisi Telkomsel sebagai pemimpin di pasar selular Indonesia yang memiliki pendapatan tahunan sebesar Rp 60 triliun. Angka ini lebih tinggi dari pendapatan gabungan penguasa pasar kedua dan ketiga yakni XL dan Indosat.
Peringkat memiliki ruang yang besar dikarenakan marjin EBITDAR yang stabil di atas 55%, posisi net kas, dan kemampuan untuk menghasilkan marjin arus kas bebas /free cash flow (FCF) di atas 5%.
Berikutnya ada layanan data sebagai penggerak pendapatan dimana diestimasi pendapatan Telkomsel tumbuh di kisaran high single digit di 2015 dikarenakan layanan data yang berkembang dengan cepat.
EBITDAR marjin keseluruhan bisa berkurang sebesar 100-150 basis poin setiap tahun karena kontribusi data terhadap total pendapatan membesar dan mengganti layanan tradisional dari suara dan SMS yang lebih menguntungkan.
Fitch memperkirakan FCF setelah dividen sebesar Rp 2 triliun – Rp 3 triliun walaupun biaya belanja modal berada di sekitar 20% dari pendapatan untuk mengembangkan jaringan 3G.
Diperkirakan Telkomsel akan mendistribusikan 80% dari pendapatan bersihnya sebagai dividen, sejalan dengan kebijakan dividen perusahaan.
Selama tahun 2013, pendapatan dan EBITDA masing-masing tumbuh sebesar 10% dan marjin operating EBITDAR tetap solid di 56% walaupun adanya kompetisi yang ketat di segmen data, yang juga ditambahkan oleh biaya interkoneksi SMS sejak Juni 2012.
Telkomsel menambahkan sekitar 6.4 juta pelanggan dan berhasil mempertahankan rata-rata pendapatan per pelanggan sekitar Rp 37 ribu per bulan.
Sebelumnya, Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga mengaku optimistis kinerjanya pada tahun ini tetap tumbuh double digit di pos triple double digit untuk pendapatan, EBITDA, dan laba bersih walau di kuartal pertama terlihat melambat.(id)