JAKARTA (IndoTelko) – Aksi korporasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang bakal menerbitkan 1,02 miliar (10%) saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 3.792 disetujui para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Jumat (13/6), kemarin.
Jika aksi private placement ini berjalan mulus, penyedia menara ini bisa meraup dana segar senilai Rp 3,86 triliun.
Dampak dari aksi korporasi ini presentase kepemilikan PT Tricipta Mandhal Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala selaku pemegang saham masing-masing akan terdilusi sebesar 1,51%.
Adapun kepemilikan Pershing LLC Main Custody Accound akan berkurang 0,57%, sedangkan investor publik berkurang 5,55%. Dana private placement akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi dan modal kerja dari anak usaha, Protelindo.
Secara strategis, perseroan akan fokus mengembangkan kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi nirkabel di Indonesia. Sayangnya, belum diketahui calon investor yang akan menyerap saham baru tersebut.
"Sebagian besar pemegang saham telah menyetujui aksi perseroan," ungkap Direktur Utama Sarana Menara Adam Gifari, kemarin.
Perseroan memiliki sekitar 10.000 menara dan jumlah penyewa mendekati 19.000, tercatat hingga Maret 2014. Sampai akhir tahun, perseroan menargetkan penambahan sekitar 1.500 - 2.000 menara baru.
Selama kuartal pertama tahun ini, Sarana Menara membukukan pendapatan sebesar Rp 913,1 miliar, naik 26,7% dibandingkan Rp 720,2 miliar pada periode sama tahun lalu.
Di kuartal I-2014, kontributor pendapatan Sarana Menara berasal dari tiga operator. Terbesar, PT Hutchison 3 Indonesia sebesar 36,14% atau Rp 330,03 miliar. Lalu disusul PT Telekomunikasi Seluler, sebanyak 16,93%, atau mencapai Rp 154,64 miliar. Berikutnya, PT Xl Axiata Tbk yang menyumbang pendapatan Sarana Menara Rp 148,201 miliar.
Adapun laba bersih tercatat senilai Rp 449,9 miliar atau tumbuh 159,3% dibandingkan Rp 173,5 miliar pada kuartal pertama 2013.
Hingga akhir kuartal I-2014, penambahan menara baru tidak sampai 25% dari target atau baru menambah 232 menara. Capaian penambahan menara baru tersebut berarti cuma setara dengan 11,60% - 15,47% dari target sepanjang tahun.
Perusahaan menyewakan 18.869 site atau bertambah 547 menara jika dibandingkan dengan jumlah menara yang disewakan di akhir tahun lalu.
"Potensi ke depan masih terus tumbuh, seiring dengan potensi pasar telepon seluler yang tumbuh pesat dan membuat operator bakal membutuhkan banyak menara untuk disewa guna meningkatkan layanan datanya," katanya.
Menjanjikan
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bisnis penyediaan menara memang menjanjikan karena operator masih ekspansi mengembangkan layanan 3G.“Margin atau earning before interests, taxes, depreciations and amotizasions (EBITDA) tinggi dari hasil penyewaan menara, yaitu di atas 80%,” ungkapnya.
Analis Indo Premier Securities William Simadiputra menilai, kondisi keuangan Sarana Menara masih mendukung untuk berekspansi. Ini tampak dari rasio utang bersih terhadap EBITDA akhir 2013 sebesar 2,8 kali, turun dibanding tahun sebelumnya, 3,3 kali.
Catatannya, Sarana Menara harus mampu menaikkan EBITDA, baik dari tingkat okupansi tenan maupun harga rental. Dalam kajiannya diperkirakan pendapatan Sarana Menara bisa mencapai Rp 3,53 triliun, naik 10,3% ketimbang tahun lalu.(ak)