Indosat Rasakan Jokowi Effect

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Saham PT Indosat Tbk (ISAT) merasakan dampak positif dari debat calon presiden (Capres) yang digelar pada Minggu (22/6).

Wacana yang digulirkan Capres Joko Widodo akan membeli kembali (Buyback) saham dengan kode ISAT itu menjadikan pergerakannya selama dua hari ini mengalami penguatan.
 
Pada Senin (23/6), saham ISAT ditutup naik 2,43% ke posisi Rp 3.800. Pada Selasa (24/6) tren menguat berlanjut dimana dibuka di harga Rp 3.800 dan sempat naik mencapai Rp 3.910,  serta ditutup di Rp 3.880 per lembar alias kembali menguat sekitar 2,11%

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya memperkirakan, kenaikan ini hanya sementara karena harga saham operator itu sekarang cukup rendah."Dampak biasanya bisa singkat, kadang sedang, cenderung agak lama. Tapi ini seharusnya bisa berlangsung sedang. Seminggu atau lebih," katanya.

Wiliam sendiri memperkirakan kinerja operator ini masih tertekan karena bisa merugi akibat nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat kembali melemah.

Analis dari Trust Securities Reza Priyambada dalam kalkulasinya menyatakan sahamn Indosat saat ini masih murah dan bisa naik nanti hingga kisaran lebih dari Rp 4.000.

Didukung
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) Setyanto P Santosa mendukung wacana yang digulirkan Jokowi untuk membeli kembali saham Indosat dari investor asing.

"Saya setuju untuk membagkitkan kembali Indosat yang kondisinya perlu perhatian khusus pemegang saham," kata Pria yang pernah menjadi Komisaris di operator itu.

Menurutnya, hal yang penting adalah adanya keinginan politik dari pemerintah untuk menyelamatkan Indosat. "Soal harga saham tergantung kinerjanya. nanti itu ada diskon sesuai dengan praktik bisnis yang ada selama ini,"katanya.

Pengamat telematika Kanaka Hidayat menyarankan dilakukan kajian mendalam sebelum diputuskan untuk membeli kembali Indosat. "Pertanyaannya berapa nilai Indosat dan apa mungkin di-buyback dengan harga murah," jelasnya.

Ditambahkannya, harus dilihat secara obyektif saat ini nilai strategis Indosat bagi Indonesia, sehingga jika dikeluarkan uang dalam jumlah besar setimpal dengan value yang akan didapat bangsa. "Kalau ternyata uang yang dikeluarkan besar dan ada alternatif lain tanpa harus membeli Indosat, ini juga harus dipertimbangkan," jelasnya.

Sementara Reza mengatakan, kondisi Indosat yang memiliki setumpuk utang dan kinerja merugi bisa membuat posisi tawar pemerintah kuat kala  bernegosiasi dengan Ooredoo yang mengempit 65% saham operator itu. "Kondisi perusahaan kalau sedang buruk membuat penawar berada di atas angin," katanya.

Sekadar diketahui, Indosat di akhir 2013 memiliki total utang sebesar dengan  kerugian Rp 2,7 triliun. Pemerintah melalui Kementerian BUMN masih memiliki 14,2% saham seri A (dwi warna) di Indosat.(id)