JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengalami penurunan keuntungan 25% sepanjang semester pertama 2014 dengan membukukan sebesar keuntungan sebesar Rp 697 miliar dari Rp 939 miliar di periode sama tahun lalu.
Dikutip dari Laporan Keuangan perseroan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), 20 Agustus 2014, salah satu pemicu turunnya keuntungan adalah rendahnya keuntungan kurs perseroan.
Perseroan di periode semester I 2014 mengeluarkan dana sebesar Rp 13,3 triliun untuk melakukan hedging, naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 11,5 triliun. Sedangkan laba kurs yang diperoleh di semester I 2014 sebesar Rp 22,4 miliar turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 82,2 miliar.
Secara operasional, kinerja Tower Bersama lumayan kinclong di periode yang berakhir Juni 2014 itu dimana memiliki pendapatan sebesar Rp 1,58 triliun atau naik 24,8% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,27 triliun.
Pasokan pendapatan berasal dari penyewaan menara yang dilakukan Telkomsel sebesar Rp 534,9 miliar atau berkontribusi sekitar 33,78% dari total omset.
Disusul Indosat sebesar Rp 364,8 miliar atau berkontribusi 23,02% dari total omzet. Terakhir, XL Axiata sebesar Rp 215,9 miliar atau berkontribusi sekitar 13,6% dari total omzet.
Sedangkan Earning Before Interest Tax Depreciation (EBITDA) di semester I 2014 mencapai Rp 1,299 triliun.
Per 30 Juni 2014, total pinjaman (debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang Dollar AS diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 13,672 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 9,812 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp 814 miliar maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 12,858 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp 8,998 triliun.
Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA triwulan kedua yang disetahunkan adalah 3,42x, dan rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA triwulan kedua yang disetahunkan adalah 4,89x.
Ini berarti TBIG masih mempunyai ruang untuk pendanaan lebih lanjut berdasarkan rasio yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman perseroan serta obligasi beredenominasi Dollar Amerika dan Rupiah.
Perseroan memiliki 18.028 penyewaan dan 11.266 site telekomunikasi per 30 Juni 2014. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 10.159 menara telekomunikasi, 977 shelter-only, dan 130 jaringan DAS.
Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 16.921, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,67.
“Kuartal kedua ini merupakan kuartal dengan pertumbuhan organik yang tinggi, dimana kami menambah sebanyak 930 tenant yang termasuk di antaranya 782 site telekomunikasi build-to-suit. Kami berkomitmen untuk menyediakan layanan konsumen terbaik untuk pelanggan," katanya.(ak)