Akuisisi Axis Mulai Berdampak ke Kinerja Keuangan XL

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT XL Axiata Tbk (XL) mulai merasakan dampak akuisisi operator Axis pada Maret lalu kepada kinerja keuangannya di semester I 2014.

Dalam laporan keuangan perseroan terlihat anak usaha Axiata ini membukukan kerugian sebesar Rp 483 miliar  di semester I 2014 berbanding terbalik dengan kondisi sama tahun lalu yang masih untung Rp 670 miliar.

“Kami harus menanggung dampak kerugian dari Axis. Belum lagi dollar AS sedang naik dan utang bertambah. Tetapi semua resiko ini sudah kita perhitungkan. Jika dilihat operasional, kinerja XL diluar perkiraan analis,” ungkap Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi di Jakarta, kemarin.

Dalam info memo laporan keuangan XL terlihat perseroan mengalami rugi kurs sepanjang semester I 2014 sebesar Rp 657 miliar, sementara total utang yang dimiliki menjadi Rp 30,28 triliun melesat dari posisi sama tahun lalu sebesar Rp 17 triliun. Posisi utang yang naik ini mengakibatkan peningkatan hutang bersih/EBITDA dari 1.7x menjadi 3.2x, pada semester pertama 2014.

Operasional Meningkat
Diungkapkannya, sebenarnya secara operasional XL memiliki masa yang cemerlang sepanjang semester I 2014. Pendapatan XL meningkat sebesar 12% dari tahun lalu menjadi  Rp 11,6 triliun di semester I 2014 dari Rp 10,3 triliun periode sama tahun lalu.

Pasokan pendapatan XL berasal dari jasa suara sebesar Rp 3,9 triliun, SMS (Rp 2,32 triliun), Data dan VAS (Rp 2,9 triliun), interkoneksi dan roaming internasional (Rp 1,556 triliun), dan lainnya sebesar Rp 97 miliar.

“Layanan data kembali mencetak pertumbuhan yang signifikan sehingga meningkatkan kontribusinya dari 22% tahun lalu menjadi 28%  tahun ini terhadap total pemakaian pendapatan XL,” paparnya.

Saat ini jumlah pelanggan XL telah mencapai 62,9 juta pelanggan, meningkat 16% dibandingkan tahun lalu dengan posisi Average Revenue Per User (ARPU) sekitar Rp 24 ribu.

Sedangkan pelanggan Data XL mencapai 32,2 juta pelanggan atau 51%  dari total pelanggan. Adapun pengguna smartphone XL mencapai 21% dari total pelanggan atau sebanyak 13,3 juta pelanggan selama kuartal pertama 2014.

XL telah memiliki Node B alias BTS 3G mencapai lebih dari 15.000 Node B sampai dengan semester pertama 2014. Secara total jumlah BTS (2G & 3G) XL saat ini mencapai 47.814 BTS.   

XL telah membelanjakan Rp 2,7 triliun  untuk belanja modal yang menggunakan kombinasi dana internal dan hutang. Tahun ini XL mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 7 triliun.   

Sementara pos Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) meningkat 2%  menjadi  4,3 triliun rupiah dengan marjin EBITDA sebesar 37 persen. XL berhasil mendapatkan net cash flow dari kegiatan operasional sekitar Rp 4,96 triliun, tetapi di sisi free cash flow dalam posisi minus Rp 8,6 triliun.

Membaik  
Lembaga Sekuritas Macquarie menilai  kinerja operasional XL lumayan mengejutkan sepanjang semester I 2014 dimana EBITDA berhasil di posisi 37%  diluar perkiraan yang dibuat yakni 33,2%.

Analis dari Bahana Sekuritas Leonardo Henry Gavaza dalam kajiannya menyarankan investor untuk tetap memegang saham XL karena resiko yang dihadapi dari sisi margin jika terjadi perang tarif seluler di segmen swing subscriber.

Dalam kajiannya, diprediksi XL hingga akhir 2014 bisa memiliki pendapatan sekitar Rp 23,9 triliun dengan menggenggam keuntungan di Rp 474 miliar.

“Akuisisi Axis memang telah menekan kinerja keuangan XL, tetapi kami harapkan dimasa mendatang frekuensi yang dimiliki dari Axis bisa dioptimalkan agar efisiensi terjadi,” pungkasnya.(id)