JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) di bawah kepemimpinan Arief Yahya sebagai Direktur Utama kian menjulang namanya di kancah industri bisnis Halo-halo global.
Di bawah kepemimpinan Pria yang akrab disapa AY itu, Telkom selain terlihat galak dalam ekspansi internasional ternyata juga tengah merintis Indonesia sebagai salah satu Hub trafik internet global.
Hal itu terlihat dari aksi Telkom yang tergabung dengan sejumlah konsorsium kabel laut internasional untuk membangun link atau sambungan ke pusat internet global yakni Amerika Serikat.
Tercatat, Telkom melalui anak usaha, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), ikut serta dengan pembangunan mega proyek sistem kabel laut yang menghubungkan Asia Tenggara (ASEAN) dan Eropa atau konsorsium South East Asia - Middle East -Western Europe 5 (SEA-ME-WE 5).
Submarine Cable System SEA-ME-WE 5 merupakan sistem kabel bawah laut yang mempunyai panjang sekitar 20.000 kilometer yang membentang dari Asia Tenggara ke Eropa, Perancis dan Italia.
Mega proyek ini juga nantinya akan menghubungkan 17 negara yang dilaluinya.Kabel laut SEA-ME-WE 5 akan memiliki percabangan ke Indonesia dengan titik pendaratan di Dumai dan Medan.
Kabel laut SEA-ME-WE 5 akan terintegrasi dengan sistem kabel laut yang telah dimiliki Telin sebelumnya, yaitu Asia America Gateway (AAG), South East Asia Japan Cable System (SJC), Batam Singapore Cable System (BSCS), Dumai Malaka Cable System (DMSC), dan Thailand Indonesia Singapore (TIS).
Konfigurasi link internasional milik Telkom kian lengkap dengan hadirnya kabel laut South East Asia – United States (SEA-US).
Singkatnya, dengan membangun rute SEA-US, Telkom memiliki sambungan langsung ke Amerika Serikat dan lapisan cincin untuk antisipasi jika terjadi masalah dengan sederetan rute lainnya seperti dipaparkan di atas.
Tak hanya kuat di link internasional, Telkom juga memiliki konfigurasi kabel laut dan optik domestik yang tinggal disambungkan dengan link-link internasional.
Simponi menuju Hub Internet global akan lengkap jika Telkom mulai membangun gateway untuk trafik internasional pada tahun depan sehingga benar-benar terwujud Indonesia Global Gateway (IGG).
“Internet dunia itu pusatnya ada di Amerika Serikat. Trafik internet kita 70% lebih larinya ke sana. Pengguna dan trafik internet Indonesia terus tumbuh. Kami berani melakukan investasi ini karena potensi secara bisnis besar,” ungkap Arief, kemarin.
Diungkapkannya, secara total untuk link internasional nilai investasi yang dikeluarkan sekitar US$ 1 miliar dimana kontribusi Telkom secara total di semua konsorsium sekitar 40%. “Kami akan bangun gateway awal tahun depan. Nilai proyek sekitar US$ 253 juta,” paparnya.
Menurutnya, banyak pihak berminat untuk memperkuat infrastruktur internet Indonesia. “Untuk yang konsorsium SEA-US itu ada pemain domestik berminat, tetapi kita pikir baiknya jalankan sendiri saja. Sementara untuk rute yang akan dilewatinya kemungkinan Telstra dari Australia dan operator dari Papua Nuigini juga berminat. Kita optimistis titik impas investasi untuk proyek SEA-US bisa dicapai selama 5 atau 7 tahun,” katanya.
Terus Tumbuh
Presiden Direktur Telin Syarif Syarial Ahmad mengungkapkan, tingginya akses konten yang berasal dari luar negeri menjadikan kebutuhan bandwidth internasional (Compound Annual Growth Rate/CAGR) di Indonesia setiap tahunnya tumbuh sekitar 62%.
"CAGR kebutuhan bandwidth internasional di Indonesia untuk periode 2013-2018 mencapai 62%. Ini potensi yang besar kalau kita berhasil menjadi gateway tanpa melalui Singapura atau Hong Kong," ungkapnya.
Dikatakannya, Telin sendiri terus memperkuat kehadirannya di pasar Amerika Serikat dengan didirikannya Telkom USA. “Kita terus perkuat Point of Presence (POP). Nanti kita akan tawarkan juga layanan data, International Private Line Circuit, atau pemasaran konten,” pungkasnya.(id)