JAKARTA (IndoTelko) - Rencana pelepasan saham (divestasi) saham PT Link Net Tbk (LINK) melalui private placement pada tahun ini diyakini bakal mulus pasca mendapatkan restu dari pemegang saham.
"Sudah dapat persetujuan dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 8 Oktober 2014," kata CEO PT Link Net Tbk, Richard Kartawijaya, di Jakarta, kemarin.
Rencananya, CVC Capital Partners Ltd (CVC), perusahaan investasi global berpusat di Amerika Serikat (AS) dan Singapura segera melakukan divestasi besar-besaran atas investasinya di Link Net dengan nilai berpotensi mencapai Rp 10,84 triliun.
Selain akan menjadi divestasi terbesar bagi CVC di Indonesia tahun ini, aksi korporasi ini juga akan menjadi proses pelepasan saham terbesar di emiten Indonesia pada 2014. Secara total, saham yang akan dilepas maksimal mencapai 60% dari total saham Link Net. Sebanyak 49% di antaranya milik CVC dan 11% sisanya adalah yang dimiliki induk usahanya, PT First Media Tbk (KBLV).
Susunan pemegang saham Link Net per 31 Juli 2014 terdiri dari First Media sebesar 41 persen atau setara dengan 1,24 miliar saham, kemudian Asia Link Dewa sebesar 49% atau sekitar 1,249 miliar saham, dan pemegang saham yang diwakili OCBC Securities Pte. Ltd sebanyak 7% atau 212,98 juta saham. Sisanya, masyarakat hanya 3% atau 91,28 juta saham CVC memiliki 49% saham LINK atas nama Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD).
”Pasca transaksi ini First Media akan tetap pemilik mayoritas,” kata Direktur dan Corporate Secretary First Media Harianda Noerlan.
Link Net telah menyepakati melakukan penggantian Anggaran Dasar (AD) – Anggaran Rumah Tangga (ART) dari semula perusahaan berstatus Penanam Modal Asing (PMA) menjadi Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN).
Harianda memperkirakan penyerap saham limpahan dari CVC nantinya memang berpotensi dari investor asing. Namun, karena masuknya melalui mekanisme pasar modal maka statusnya tetap PMDN. ”Aturannya memang begitu, kalau lewat pasar modal ya tetap PMDN karena kita sudah PMDN. Beda ketika dulu CVC masuk ke LINK, saat itu statusnya belum perusahaan publik,” jelasnya.
Sayangnya, pihaknya belum bisa menyebut siapa saja calon pemilik baru LINK itu. Saat ini pihaknya masih melakukan penawaran. Setelah ditentukan para pihak calon investornya, Link Net akan menggunakan mekanisme private placement (penjatahan khusus) untuk para calon pemilik itu.
Dalam catatan, pada 2011 CVC menggelontorkan investasi sekitar US$ 275 juta lalu menambah sedikit porsi kepemilikannya menjadi 49%. CVC sendiri merupakan perusahaan investasi dengan portofolio beragam.
Jika menyandang status PMDN, LINK bisa meraih berbagai benefit terutama dari sisi pajak yang akan lebih ringan dibandingkan dengan status PMA. ”BKPM sekarang bagus sekali mengatur itu. Di aturannya banyak sekali keuntungan terutama dari sisi keringanan pajak untuk PMDN,” ujarnya.
Presiden Komisaris Link Net Ali Chendra mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan berbagai benefit dari statusnya kini sebagai PMDN. Pihaknya juga ingin mengejar tambahan keringanan pajak lagi berupa potongan pajak penghasilan sebesar 5% bagi perusahaan publik yang saham publiknya mencapai 40%. ”Idealnya kan memang 40% supaya bisa menikmati potongan pajak,” tuturnya.
Kinerja Link Net hingga Agustus 2014 meraih pendapatan sebesar Rp 1,37 triliun hingga atau meningkat 28,7% dibandingkan pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,06 triliun. Sementara itu penyerapan belanja modal perusahaan mencapai Rp 418,3 miliar hingga Agustus 2014, yang banyak digunakan untuk pengembangan jaringan terutama di wilayah Jabodetabek, Surabaya dan sekitarnya.(wn)