JAKARTA (IndoTelko) – Penyedia jaringan Ericsson hanya membukukan keuntungan sebesar US$ 365 juta sepanjang kuartal III 2014 atau turun 9,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 334,8 juta karena meningkatnya persaingan di perusahaan peralatan jaringan yang samakin ketat, seperti terjadi di Tiongkok.
Analis dari DNB ASA Business Fredrik Thoresen menilai melambatnya bisnis Ericsson di Amerika Serikat dan Jepang serta tekanan dari competitor seperti Huawei Technologies Co dan Nokia adalah pemicunya.
Di pos pendapatan, Ericsson masih membukukan pertumbuhan yakni US$ 7,94 miliar naik 9% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 7,28 miliar.
"Ericsson menjual banyak LTE ke Tiongkok dan cenderung untuk menjadi baik pada penjualan, tetapi biaya lebih tinggi juga," kata analis di Evli Bank Oyj Mikko Ervasti seperti dilansir Bloomberg, kemarin.
Belum lama ini Ericsson, telah menandatangani kontrak eksklusif lima tahun dengan operator telekomunikasi Eircom, untuk penyediaan solusi akses berbasis 4G-LTE, beserta 3G dan 2G untuk teknologi mobile di Irlandia. Sebelumnya Ericsson juga telah menyepakati kontrak penjanjian kerjasama jaringan LTE dengan operator Pakistan, Warid Telecom.(ak)