Indosat Terbitkan Obligasi Rp 2,5 triliun

Manajemen Indosat (dok)

JAKARTA (IndoTelko)  -  PT Indosat Tbk (ISAT) melakukan penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap I tahun 2014 yang keduanya dalam mata uang rupiah dengan nilai total Rp 2,5 triliun.

"Penerbitan instrumen utang ini merupakan bagian dari rencana pendanaan perusahaan dalam rangka pelunasan sebagian atau seluruhnya salah satu atau beberapa pinjaman rupiah dan dolar yang dimiliki perusahaan dan untuk pengembangan bisnis perusahaan lebih lanjut," ujar Presiden Direktur dan CEO Indosat, Alexander Rusli, di Jakarta, Kamis, (6/11).

Dijelaskannya,  untuk obligasi berkelanjutan I tahap I dengan nilai emisi sebanyak-banyaknya sebesar Rp 2,2 triliun. Jangka waktu seri A selama 3 tahun sejak tanggal emisi, dengan suku bunga sebesar 9%-10%per tahun. Seri B selama 5 tahun sejak tanggal emisi dengan suku bunga sebesar 9,4%-10,45% persen per tahun.

Selanjutnya, seri C selama 7 tahun dengan suku bunga 9,65%-10,65% er tahun. Dan seri D, 10 tahun dengan suku bunga 9,85 %-10,85% per tahun. Sementara, sukuk ijarah berkelanjutan, dengan nilai emisi sebanyak Rp 300 miliar. Jangka waktu seri A selama 3 tahun sejak tanggal emisi dengan cicilan imbalan ijarah sebesar ekuivalen 9%-10%  per tahun. Seri B selama 5 tahun dengan ekuivalen 9,45-10,45%  per tahun. Dan seri C selama 7 tahun sebesar ekuivalen 9,65-10,65% per tahun.

Objek ijarah merupakan hak manfaat atas sebagian kapasitas dari jaringan yang digunakan perseroan untuk penyelenggaraan layanan MIDI.

Penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini dibantu oleh penjamin pelaksana emisi dari PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, dan PT HSBC Securitas Indonesia. Bertindak sebagai wali amanat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Adapun masa penawaran awal obligasi dan sukuk ini mulai 6 November 2014 - 20 November 2014. Sedangkan tanggal efektif diharapkan di dapatkan pada tanggal 2 Desember 2014 sehingga pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilakukan pada 11 Desember 2014.

"Penerbitan obligasi dan sukuk ini 80%  akan digunakan untuk bayar utang yang jatuh tempo pada 29 Juli 2020. Sementara 20% atau Rp 500 miliar  akan digunakan untuk membayar Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP)," ungkap Alex.

Direktur Keuangan Indosat Stefan Carlson menjelaskan, perseroan mengeluarkan obligasi dalam rupiah karena ingin mengurangi utang dalam dollar AS. "Kami ingin menekan resiko kurs," katanya.

Dikatakannya, perseroan juga tengah mengkaji melepas sekitar 8 ribu menara pada tahun depan. "Kalau lepas menara, itu untuk mengurangi utang. tetapi kita lihat saja nanti," katanya.

Diprediksinya kinerja perusahaan pada tahun ini agak tertekan karena harga layanan data kdaung murah sementara layanan suara terus turun. "kalau pemain dikurangi bisa saja kami mendapatkan harga data lebih baik," katanya

Secara terpisah, Analis dari Pefindo Niken Indrasih mengatakan Pefindo telah menetapkan peringkat idAAA dan idAAA untuk obligasi berkelanjutan I 2014/2016 milik Indosat sebesar Rp 9 triliun  dan Sukuk Ijarah I/2014-2016 sebesar Rp 1 triliun.

Sementara itu, Head of Structured Finance PT Mandiri Sekuritas Teguh Wirahadikusuma selaku penjamin emisi obligasi Indosat  mengatakan  di tengah kekhawatiran pasar obligasi menjelang kenaikan hartga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang bisa memicu kenaikan inflasi, dirinya meyakini obligasi Indosat masih tetap akan diminati.

"Sebagai underwriter, kita sudah antisipasi hal itu, investor juga sudah mengetahui tentang itu. Investor akan melihat reputasi emiten yang menerbitkan obligasi, indosat merupakan salah satu perusahaan yang baik," ucapnya.

Ditambahkannya, dampak kenaikan BBM bersubsidi juga tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja perseroan ke depannya. Kebutuhan komunikasi yang masih tinggi akan menjaga kinerja perseroan ke depannya. "Konsumsi di dalam negeri, salah satunya telekomunikasi di dalam negeri masih cukup tinggi," katanya.(id)