JAKARTA (IndoTelko) – Layanan Machine to machine (M2M) diperkirakan menembus 230 juta koneksi secara global pada 2014 dimana sekitar 80% mengandalkan layanan 2G.
Hasil riset Ericsson Mobility Report November 2014 memprediksi pada 2020 mendatang M2M bisa menembus 800 juta koneksi dengan 50% akan dilayani oleh 3G atau 4G.
“Saat ini trafik dari koneksi M2M baru berkontribusi sekitar 0,1% dari total trafik selular,”ungkap hasil riset itu belum lama ini.
Ericsson meyakini M2M akan terus menunjukkan peningkatan didorong semakin turunnya biaya untuk menyelenggarakan, makin luasnya wilayah layanan, variatifnya teknologi radio yang digunakan, aturan yang mendukung, dan kian banyaknya aplikasi yang memiliki model bisnis lebih baik.
Dari hasil riset ini juga terlihat di wilayah Amerika Utara dimana semua perangkat sudah mendukung layanan 3G atau 4G, maka perangkat 2G hanya digunakan untuk M2M.
Kondisi ini diperkirakan dialami Eropa bagian barat dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang. Semua ini terjadi karena modul M2M yang murah baru untuk 2G dengan Average Revenue Per User (ARPU) rendah. Faktor lain karena aplikasi M2M yang ada tak membutuhkan kecepatan tinggi.
Ericsson memprediksi penetrasi perangkat berbasis LTE untuk M2M tahun ini sekitar 3% dan akan naik menjadi 20%-30% pada 2020. Di tahun 2020 juga diprediksi koneksi M2M berbasis 5G akan komersial khususnya untuk komunikasi mesin.
Sebelumnya, Telkomsel memprediksi ada potensi 5 juta pelanggan bagi M2M di 2015 dan melonjak menjadi 20,9 juta di 2020 untuk Indonesia. (id)