Kehadiran Smart City tak Bisa Ditolak

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Kehadiran smart city (kota cerdas) dirasa semakin diperlukan dan tak bisa ditolak mengingat tingginya laju pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan.

“Tiga tahun ke depan implementasi smart city tak bisa ditolak. Saat ini populasi penduduk kota-kota besar di dunia mencapai 4 miliar jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,5 miliar jiwa pada 2050. Di Jakarta, Smart city tak bisa dihindari dalam tiga tahun ke depan, mengingat jumlah kendaraan naik dari 27 juta ke 40 juta unit,” ungkap Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, kemarin.  

Direktur Sektor Publik Pricewaterhouse Cooper Malcolm Foo menambahkan, lebih dari setengah penduduk dunia tinggal di kota namun tidak didukung infrastruktur. Misalnya,  pertumbuhan jalan raya Jakarta yang tidak bisa menyamai pertumbuhan kendaraan.

“Smart city bisa memprediksi kebutuhan mendatang daripada sekedar bereaksi. Contohnya, memanfaatkan teknologi tertentu untuk mengurai kemacetan atau membatasi jumlah kendaraan dalam satu waktu. Perwujudan teknologi smart city yang bagus itu seperti di Singapura,” katanya.

Di Singapura, kaum manula punya kartu khusus manula. Jika itu ditempel ke lampu lalu lintas, lampu merah akan jadi lebih lama sehingga mereka punya lebih banyak waktu menyeberang. “Itu hanya salah satu contoh penerapan smart city saja," ujar Foo.

Di Indonesia, tiga kota tengah meretas menuju smart city. Ketiga kota itu adalah Banda Aceh, Banyuwangi, dan Bandung.

"Kami fokus membuat sistem ini bisa berlanjut siapapun pemimpinnya nanti,” kata Walikota Bandung Ridwan Kamil.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan tantangan mengembangkan smart city adalah meyakinkan rakyat.

”Bagaimana meyakinkan rakyat bahwa ini bermanfaat. Ada yang sudah mengirim email untuk perizinan online tetapi tetap datang juga, padahal Banyuwangi itu luas dan kemana-mana rasanya jauh,” katanya.(ak)