JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menuntaskan transaksi tukar guling saham (share swap) dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dalam rangka menguasai sebagian saham anak usaha operator pelat merah itu, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
Emiten dengan kode saham TBIG ini tengah meminta persetujuan pemegang saham untuk menggelar right issue tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tahap pertama sebesar 10% sebagai prasyarat tukar guling saham Mitratel.
Tower Bersama kembali mengajukan persetujuan atas rencana pengeluaran saham baru tanpa HMETD sebanyak-banyaknya 479,65 juta saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah sebelumnya rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) diskors pada 8 Januari 2015.
Pemegang saham juga akan membahas persetujuan pengalihan 53,29 juta saham treasuri dalam rangka penyelesaian transaksi pengambilalihan saham Mitratel di harga yang sama dengan harga penerbitan saham tanpa HMETD.
Seperti diketahui, Telkom akhirnya memilih Tower Bersama sebagai mitra dalam monetisasi Mitratel yang bergerak di bisnis penyediaan menara. (Baca juga: Telkom akhirnya memilih Tower Bersama)
Dalam perjanjian kerjasama itu Telkom dan Tower Bersama akan menukar 100% sahamnya di Mitratel dengan 13,7% saham dari Tower Bersama yang berasal dari penerbitan saham baru.
Kesepakatan ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Telkom akan menukarkan 49% kepemilikannya di Mitratel dengan 290 juta lembar saham baru dari TBIG.
Setelah menyelesaikan pertukaran saham tahap awal, Tower Bersama akan memegang kendali manajemen dan mengkonsolidasikan Mitratel dalam laporan keuangan Perseroan.
Tahap kedua, Telkom memiliki opsi untuk menukarkan 51% sisa kepemilikan Telkom di Mitratel dalam jangka waktu dua tahun dengan tambahan 472,5 juta saham baru TBIG.
Tower Bersama per 31 Desember 2014 diperkirakan memiliki keuntungan belum diaudit sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 4,33% dibandingkan periode setahun sebelumnya Rp1,24 trililun. Laba per saham dasar mencapai Rp274,90 pada 2014 dari sebelumnya Rp260,19.
Pendapatan Tower Bersama diperkirakan mencapai Rp3,3 triliun per akhir tahun lalu, meningkat 22,8% dibandingkan periode setahun sebelumnya Rp2,69 triliun. Laba kotor tercatat meningkat menjadi Rp2,79 triliun dari Rp2,29 triliun pada 2013.
Total aset Tower Bersama hingga akhir tahun lalu mencapai Rp22,04 triliun, naik dari setahun sebelumnya Rp18,71 triliun. Liabilitas tercatat melonjak dari Rp14,6 triliun menjadi Rp17,9 triliun dan ekuitas turun tipis menjadi Rp4,13 triliun dari Rp4,11 triliun.
Analis dari Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan memperkirakan kerjasama Tower Bersama dengan Telkom akan membuat Tower Bersama mendominasi bisnis menara karena Telkom membangun lebih dari 50% dari menara baru.
“Potensi kenaikan kinerja dari aksi merger dan akuisisi (M&A) perseroan akan didorong oleh potensi penjualan menara oleh Telkomsel karena kedekatan dengan Telkom,” katanya dalam riset baru-baru ini.(ak)