JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mulai melakukan moentisasi terhadap Big Data setelah mulai mengaplikasikan teknologi tersebut sejak tiga tahun lalu.
“Kami sudah aplikasikan Big Data sejak tiga tahun lalu, sedangkan penerapan bisnisnya dilakukan sejak tahun lalu,” ungkap Direktur Inovasi dan Strategi Portofolio Telkom Indra Utoyo belum lama ini.
Dikatakannya, perseroan berharap untuk jangka panjang Big Data bisa menjadi sumber pendapatan bagi Telkom dalam tiga cara.
Pertama, big data ini menjadi solusi dalam pemenuhan kebutuhan internal Telkom Group sendiri. Emiten Halo-halo ini menggunakan Big Data untuk mengetahui respons masyarakat terhadap produk-produk Telkom melalui analisis sentimen di media sosial.
Hasil analisis itu membantu Telkom mengambil keputusan secara lebih tepat dan akurat, yang akhirnya akan membantu meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan.
Telkom juga menggunakan big data untuk melakukan analisis dan prediksi terhadap pelanggan yang akan menghentikan layanannya atau churn.
Berkat Big data, Telkom mampu mengurangi churn pelanggan broadband dari 5% menjadi 3%, migrasi rasio dari free ke berbayar untuk layanan Flashzone dari 11% bisa ditingkatkan menjadi 20%. Selain itu, big data juga membantu meningkatkan trafik Wifi Telkom dari 10% menjadi 50%, dan manfaat lainnya adalah cash collection ratio atau rasio kesuksesan pelanggan bayar, naik dari 90% menjadi 98%.
Kedua, big data dapat memberikan customer experience kepada pelanggan, dengan cara memberikan pengalaman terbaik untuk setiap pelanggan. Diharapkan, melalui big data, Telkom dapat mengetahui karakter-karakter setiap pelanggannya.
Ketiga, big data digunakan untuk menunjang pertumbuhan di industri lain. Caranya, melakukan pertukaran data Telkom dengan sumber data lainnya atau Telkom bisa menjadi penyedia data analytics bagi instansi/lembaga pemerintah.
Saat ini Telkom menghimpun data transaksi, data lokasi serta data kunjungan ke website. Dalam satu menit Telkom mencatat terjadi kicauan di Twitter sebanyak 98 ribu, update status Facebook 695 ribu, serta pembicaaan di instant messaging 11 juta dari 156 juta pelanggan yang dimilikinya.
Telkom mengolah dua jenis data dalam Big Data yaitu data terstruktur, dan data tidak terstruktur. Data terstruktur adalah data yang terdapat pada Database, data warehouse yang sudah tersimpan dalam format tabel di database.
Contohnya adalah data ERP, CRM, dan data warehouse. Sedangkan data tidak terstruktur adalah data yang langsung dihasilkan oleh aplikasi-aplikasi internet dan belum memiliki makna karena masih dalam format tidak terstruktur.
Contohnya adalah data URL log, Social media, E-mail, Blog, Video, Audio serta data semantik. Saat ini data tidak terstruktur mencapai 90% dari data yang tersedia. Telkom baru saja meluncurkan Digital Command Center yakni sebuah monitoring system untuk melihat informasi digital yang berasal dari web, Twitter, dan lain-lain,
“Data-data ini membantu kami dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Karena, dalam pengambilan keputusan itu kebutuhkan data yang yang akurat dan informasi yang relevan. Big data itu membantu membuat kami tahu apa yang sebenarnya terjadi, sehingga kami dapat merespons dengan segera keadaan tersebut,” paparnya.(wn)