JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tetap melanjutkan aksi korporasinya menerbitkan obligasi senilai Rp 7 triliun walau kondisi makro ekonomi kurang menguntungkan. Nilai obligasi ini bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebesar Rp12 triliun yang dimiliki operator pelat merah itu.
"Kami memiliki beberapa alasan untuk menerbitkan obligasi ini. Kita lepas obligasi karena ada keyakinan dengan performa perusahaan bisa memikat investor. Lihat saja cash flow, pendapatan, dan parameter keuangan lainnya dari Telkom. Saya yakin pasar akan merespons positif, soalnya dari sisi peringkat, Telkom itu Triple A," ungkap Direktur Keuangan Telkom Heri Sunaryadi kala Paparan Publik diJakarta, Rabu (20/5).
Dijelaskannya, perseroan mengeluarkan obligasi untuk menyehatkan Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan meningkatkan Enterprise Value (EV). "Kita selama ini dianggap kurang leverage dan dipandang memiliki source of fund cuma satu yakni bisnis seluler. Kita ingin lebih agresif berinvestasi agar muncul Telkomsel-Telkomsel baru di masa depan," paparnya.
Dikatakannya, beberapa seri dalam obligasi tahap I tersebut dengan jangka waktu jatuh tempo (tenor) ditawarkan mulai dari 7 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun. Untuk obligasi 7 tahun, kupon yang ditawarkan sekitar 8,91% -10,16%. Adapun yang 10 tahun sekitar 8,96% -10,31%, sedangkan yang 15 tahun berada di level 9,21% - 11,01%, dan sekitar 9,55%-11,55% untuk yang berjangka waktu 30 tahun.
Saat ini Telkom menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rencananya, perusahaan akan membuka periode penawaran umum obligasi pada Juni 2015.Bahana Securities ditunjuk sebagai lead underwriter dan penjamin lainnya yaitu Danareksa Sekuritas, dan Trimegah Securities.
Presiden Direktur Trimegah Securities Stephanus Turangan menjelaskan penerbitan obligasi dengan tenor jangka panjang ini dilakukan untuk dapat menjangkau banyak kategori investor. “Khusus untuk tenor 30 tahun, banyak diminati oleh dana pensiun dan perusahaan asuransi,” katanya.
Direktur Investment Banking Bahana Securities Novita Lubis optimistis obligasi Telkom tersebut bakal diserap oleh pasar seluruhnya. Pasalnya baru kali ini obligasi korporasi menawarkan tenor yang sangat lama. “Obligasi korporasi dengan tenor 30 tahun ini merupakan yang pertama di Indonesia. Benchmark yang kami gunakan adalah Surat Utang Negara (SUN) FR0067,” jelasnya.(dn)