Revisi Biaya Interkoneksi Diharapkan Redam Perang Tarif

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengharapkan jika hasil revisi biaya interkoneksi diterapkan pada 2016 mendatang bisa meredam perang tarif yang terjadi di industri telekomunikasi nasional.

“Sekarang tengah kita hitung dan verifikasi data. Kita maunya biaya interkoneksi yang baru nanti menggambarkan kondisi sekarang dan akan datang,” paparnya, kemarin.

Pria yang akrab disapa RA ini mengindikasikan agar skema tarif bisa didorong lebih besar untuk trafik komunikasi lintas operator (off-net) supaya tidak terus-menerus terjadi inefesiensi karena hanya mengandalkan trafik dari dalam jaringan sesama operator (on-net).

Menurutnya, saat ini komposisi antara trafik jaringan on-net dan off-net sangat timpang. Hal itu bisa dilihat dari jumlah 3% trafik off-net dapat memberikan kontribusi 40% bagi sebagian besar operator.

Ditambahkannya, kalau multiple off-net dan multiple on-netnya tidak terlalu tinggi akan meng-encourage trafik. Tapi kalau terlalu tinggi akan men-discourage, dan itu akan mengakibatkan trafik on-net di dalam jaringan saja

“Kalau sudah di dalam jaringan saja, akhirnya kecenderungannya akan terjadi perang tarif. Buktinya sekarang begitu dan itu tidak sehat," jelasnya.  

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono mengharapkan perhitungan biaya interkoneksi memberikan rasa keadilan bagi operator yang memiliki sebaran jaringan lebih luas karena perhitungannya menggunakan metoda long run incremental cost berbasis regional yang lebih akurat "Ini agar operator terdorong untuk memperluas jangkauan layanannya," katanya.(wn)