JAKARTA (IndoTelko) – Permintaan koneksi kabel laut yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Amerika Serikat lumayan tinggi.
Dilansir Telecom Asia (29/7), salah satu operator yang ikut dalam konsorsium pembangunan kabel bawah laut Southeast Asia-United States (SEA-US), Hawaiian Telcom, mengaku telah menjual sekitar US$ 30 juta dari porsi yang dimilikinya.
“Kami bergabung dalam konsorsium ini karena pelanggan membutuhkan kapasitas broadband. Kapasitas di Trans Pasifik bisa memenuhi, tetapi belum dilakukan,” ungkap CEO Hawaiian Telecom Scott Barber.
Dikatakannya, pihaknya senang dengan penjualan yang sudah sesuai dengan prediksi. “Transaksi yang terjadi membuktikan kebutuhan bandwidth di rute ini,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) adalah pemimpin dari konsorsium pembangunan infrastruktur ini melalui PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin).(Baca juga: Telkom bangun kabel laut SEA-US)
Proyek pembangunan kabel yang dilaksanakan oleh NEC Corporation dan NEC Corporation of America dengan nilai investasi mencapai US$ 250 juta ini diperkirakan selesai pada kuartal keempat tahun 2016.
Selain Telin, konsorsium SEA-US terdiri dari Globe Telecom, RAM Telecom International (RTI), Hawaiian Telcom, Teleguam Holdings (GTA), GTI Corporation (anggota dari grup Globe Telecom), dan Telkom USA. (Baca juga: Telkom akuisisi GTA Teleguam)
Telkom sendiri melalui entitas anak usahanya Telekomunikasi Indonesia International USA Inc. (Telkom USA) mengakuisisi AP Teleguam Holding Inc., perusahaan induk GTA Teleguam yang merupakan salah satu operator telekomunikasi di Guam untuk memperkuat posisinya sebagai global hub di masa depan.(ak)