JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 7,447 triliun sepanjang semester pertama 2015 atau naik 2,2% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 7,286 triliun.
Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga menjelaskan, penopang keuntungan dari Telkom hingga periode yang berakhir Juni 2015 adalah dari Pendapatan sebesar Rp 48,84 triliun atau naik 12,2% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 43,542 triliun.
"Bisnis seluler menjadi penopang, sementara bisnis data menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan," ungkap Pria yang akrab disapa AJS itu, Selasa (4/8).
Telkom membukukan EBITDA Rp 23,54 triliun di semester pertama 2015 atau tumbuh 6,3% dari tahun lalu Rp 22,138 triliun. Sementara EBITDA margin di 48,2%.
Selama semester I tahun 2015, beban perusahaan mengalami peningkatan sebesar 14,4% dari Rp 29,47 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 33,72 triliun.
Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan, yang meningkat sebesar 30,3% dari periode tahun lalu menjadi Rp 14,03 triliun.
Hal ini sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung performansi mobile business dan broadband.
Saat ini Telkom tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) melalui pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) untuk mendukung pemerataan informasi dan komunikasi dari Aceh hingga Papua.
Selain beban operasional dan pemeliharaan, beban pegawai (personnel) juga meningkat secara signifikan sebesar 23% menjadi Rp 5,89 triliun.
Telkom menggelar Program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang diikuti oleh 576 karyawan Telkom dan 116 karyawan Telkomsel dengan total anggaran sebesar Rp 844 miliar.
Apabila beban pegawai dinormalisasi tanpa memasukkan program ERP, maka laba bersih Perseroan akan tumbuh sebesar 11,3%. “Program Pensiun Dini yang dijalankan Perseroan sebagai salah satu langkah untuk menyeimbangkan komposisi workforce dan produktivitas Human Capital TelkomGroup,” pungkas Alex.
Per Juni 2015, Telkom memiliki aset Rp 154,1 triliun dengan liabilitas Rp 71,8 triliun. Total utang yang dimiliki per Juni 2015 sebesar Rp 31,861 triliun naik 70,7% dibandingkan akhir 2014.
Salah satu pemicu kenaikan utang karena diterbitkannya obligasi sebesar Rp 7 triliun pada kuartal kedua 2015.
Hingga semester pertama 2015, Telkom telah menyerap belanja modal sebesar Rp 11,9 triliun dimana sebesar Rp 5,8 triliun dialokasikan untuk Telkomsel dan sisanya untuk Telkom serta anak usaha lainnya.
Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan menilai laba bersih Telkom tersebut tertekan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi yang harus dibayarkan di paruh pertama tahun ini. “Selain itu biaya program pensiun dini Telkom juga tercatat lebih tinggi,” jelas Ariyanto dalam risetnya.
Sejumlah analis menilai saham Telkom terus bertahan di atas rangkaian moving average di tengah kondisi pasar yang bearish. Ini menunjukkan indikasi saham dengan kode TLKM ini menjadi salah satu saham defensif.
Resisten di harga Rp 2925 tengah diuji dimana jika TLKM mampu bertahan di atas level ini terbuka peluang penguatan menuju level all time high Rp 3020 per lembar. Nantinya jika TLKM mampu melampaui Rp 3020, saham ini berpeluang besar melanjutkan penguatan menuju Rp 3285 dengan minor target Rp 3175 atau Rp 3120 per lembar.(id)