JAKARTA (IndoTelko) – Berca Hardayaperkasa (BHp) pada kuartal keempat 2015 akan melansir teknologi Time Division Duplex – Long Term Evolution (TDD-LTE) atau 4G LTE dengan merek dagang Hinet.
Berca adalah pemain Broadband Wireless Access (BWA) ketiga yang melakukan migrasi ke LTE di frekuensi 2,3 GHz. Sebelumnya, Internux dan First Media melakukan hal yang sama dengan merilis layanan Bolt.
Di layanan WiMax, BHp memiliki merek dagang Wigo untuk menggelar WiMAX di 2,3 GHz di area Sumatera Bagian Selatan dan Tengah, Kalimantan, Sulawesi Bagian Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara.
“Nanti di tahap awal untuk LTE kami akan hadir dulu di Denpasar, Makassar, dan Pekanbaru dengan dukungan vendor Huawei,” ungkap anaging Director Berca Hardayaperkasa, Linggajaya Budiman dalam wawancara eksklusif dengan IndoTelko, belum lama ini.
Potensi Pasar
Menurutnya, potensi pasar dari wilayah-wilayah yang akan disasar layanan Hinet lumayan tinggi walau bukan di area Jabodetabek. Rata-rata populasi di ibukota yang akan dilayani Hinet sekitar 1,2 juta jiwa.
“Kita akui daerah paling tinggi permintaan broadband itu ada di Jabodetabek, tetapi di ibukota-ibukota propinsi dimana selama ini kami bermain dengan Wigo itu lumayan tinggi permintaanya. Pelanggan Wigo semua setia dengan Berca dimana Average Revenue Per User (ARPU) sekitar Rp 100 ribu,” paparnya.
Ditambahkannya, nantinya layanan 4G milik Berca akan banyak menyasar kalangan pelajar, mahasiswa, dan pebisnis yang memang membutuhkan layanan broadband. Penetrasi pasar dilakukan dengan paket layanan dan bundling perangkat yang kompetitif.
“Kita akan prioritaskan pelanggan Wigo yang migrasi ke Hinet dengan memberikan paket layanan istimewa,” katanya.
Sementara untuk menghadapi pemain besar seluler yang ada di area sama, Berca mengaku tak gentar karena dari sisi produk memiliki keunggulan.
“Kami ini murni menawarkan data, beda dengan mereka yang juga bermain suara dan SMS. Kalau layanan banyak kan harus seimbang penawaran dan melihat kondisi jaringan. Kita dengan murni bermain di data menjadi lebih lincah,” katanya.
Menurutnya, walau diposisikan sebagai penantang di bisnis broadband, perseroan tak akan bermain di pentarifan agar pelanggan meliriknya. (Baca juga: Alasan Berca pindah ke LTE)
“Kita sudah belajar banyak dari Wigo, kami tak mau terjebak dalam permaianan tarif. Nanti kita akan bidik pelanggan secara selektif karena kita tahu di segmen consumer itu biaya akuisisi pelanggan mahal,” pungkasnya.(dn)