Telin Malaysia masih Merugi Hingga Semester I 2015

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Telkom International (Sdn Bhd) atau Telin Malaysia masih terus menderita kerugian hingga semester I 2015.

Jika di periode Januari-Maret 2015 Telin Malaysia mengalami kerugian sebesar Rp 7 miliar. Sepanjang semester I 2015 membengkak menjadi Rp 14 miliar.

Dikutip dari Laporan keuangan Semester I 2015 milik Telkom ke  Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan dari Telin Malaysia hingga semester I 2015 hanya Rp 3 miliar sementara harus menanggung beban  operasional sekitar Rp 17 miliar.

Sebelumnya, anak usah Telkom yang memiliki lisensi Mobile  Virtual Network Operator (MVNO) di Malaysia ini sedang dalam proses transisi berganti mitra jaringan dari Maxis ke Umobile. (Baca juga: Telin Malaysia Merugi)

Telin Malaysia diperkenalkan ke publik pada Agustus 2013 dan mulai mengkomersialkan layanan MVNO dengan Kartu AS 2 in 1 pada November 2013. (Baca juga: Telin Malaysia Ganti mitra MVNO)

Telkom sebagai induk usaha dikabarkan menyiapkan investasi sekitar US$ 10 juta untuk mendukung bisnis Telin Malaysia.

Telin Malaysia ini merupakan salah satu etalase dari program ekspansi internasional Telkom yang menerapkan strategi business follow the people.   

Masih Lapar
Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga menegaskan Telkom masih melirik beberapa perusahaan di luar negeri untuk diakuisisi tahun ini.

“Paling dekat GTA Teleguam, sudah 95% selesai secara B2B, tinggal restu dari pemerintah setempat,” ungkap Pria yang akrab disapa AJS itu, kemarin.

Untuk dana ekspansi, Telkom sudah mengamankan pendanaan dari penerbitan obligasi jangka panjang tahap satu senilai Rp 7 triliun. Dengan tenor obligasi hingga 30 tahun, Telkom akan memanfaatkan dana penerbitan surat utang ini untuk membangun infrastruktur jangka panjang.

“Dalam daftar yang akan diakuisisi ada lebih dari 10 perusahaan. Jumlahnya memang banyak, tapi probability sampai pada tahap kesepakatan belum tentu. Jadi kami seleksi,” ulasnya.

Sementara VP Investor  Relations Telkom Andi Setiawan dalam keterbukaan informasi ke BEI menyatakan perseroan juga akan agresif mengembangkan bisnis menara melalui anak usaha Mitratel dengan membekali dana sekitar Rp 1,8 triliun untuk membangun dua ribu menara.

Menara yang dibangun terdiri dari seribu menara makro dan sisanya Microcell Pole. Per Juni 2015 jumlah menara Mitratel sebanyak 6260 menara.(id)