Solusi Tunas Pratama Batalkan Pelepasan Saham

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko)  - PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) membatalkan niatannya untuk menjual saham melalui penawaran umum terbatas (PUT) Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non HMETD) atau private placement  sebesar Rp 3,9 triliun pada tahun 2015.

Direktur Keuangan Solusi Tunas Pratama, Juliawati Gunawan mengungkapkan dua pemegang saham perseroan, yakni PT Kharisma Indah Ekaprima (KIE) dan Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited (CANH) menunda nia untuk menjual sahamnya tersebut. Namun kemungkinan baru akan bisa dilakukan pada tahun 2016.

"Pasar tidak kondusif. Private placement Juni kemarin akan dilakukan untuk tingkatkan likuiditas. Kalau dipaksakan percuma jadi likuiditas tidak akan ada. Kemungkinan tahun depan," ungkapnya, kemarin.

Sebelumnya, KIE dan CANH mengumumkan untuk menjual sebagian sahamnya pada 29 April 2015. Keduanya akan menjual 312,82 juta saham atau 27,5%  saham melalui private placement pada harga Rp10.500-Rp12.500 per lembar saham.

Awalnya, KIE dan CANH akan menawarkan masing-masing 63%  dan 37% saham melalui private placement. Saham tersebut ditawarkan kepada investor institusi di Indonesia dan Malaysia.

Dalam transaksi ini, Deutche Bank dan J.P. Morgan ditunjuk sebagai koordinator global. Sedangkan CIMB bertindak selaku bookrunners dan CLSA sebagai co-lead manager

Tetap Genjot
Sementara itu, terkait dengan kinerja operasional, Juliawati menegaskan perseroan tetap menargetkan kenaikan pendapatan sekitar 70% jika dibanding realisasi pendapatan perseroan sepanjang tahun sebelumnya. Artinya, pendapatan tahun ini akan sebesar Rp1,81 triliun dari Rp1,07 triliun.  "Akuisisi terhadap menara XL tahun lalu akan menjadi salah satu penopang kinerja,” katanya.

Pada akhir tahun lalu perseroan memang mengakuisisi 3.500 menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan nilai akuisisi mencapai Rp5,6 triliun.

Sedangkan untuk rencana  membangun 400-500 menara di tahun ini, perseroan sedang mengkaji ulang   lantaran keadaan ekonomi domestik belum kondusif.

Hingga saat ini perseroan  sudah menambah 140 ‎menara baru sehingga total menara yang dimiliki   mencapai 6.800 site. Dana pembangunan 140 menara ini menelan biaya sebesar Rp140 miliar. Di mana dana pembangunan satu menara mencapai Rp1 miliar.(wn)