JAKARTA (IndoTelko) – Kaspersky Lab dan B2B International baru saja mengeluarkan penelitian tentang hal yang ditakutkan netizen kala di dunia maya.
Dalam penelitian itu terlihat pengguna sangat khawatir dengan pencurian rekening online melalui peretasan rekening dan malware yang dirancang untuk mencuri password serta informasi rahasia. Kedua ancaman ini memiliki jumlah yang kira-kira sama besarnya (68%).
Dalam risetnya, Kaspersky menyatakan ancaman keuangan berada di posisi ketiga, dengan 63% pengguna merasa khawatir tentang kemungkinan kehilangan uang dari rekening, diikuti oleh phishing email dan website.
Selain itu, ancaman yang juga menargetkan kredensial rekening juga dikhawatirkan pengguna. Ancaman yang dirancang untuk mencuri kredensial juga merupakan jenis ancaman yang pengguna Internet kenali dengan baik, yaitu sebanyak 86% responden menyadari adanya peretasan rekening, phishing dan malware yang dapat mencuri password.
Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa ancaman online yang paling dikenal dan paling mengkhawatirkan para pengguna adalah pencurian identitas digital pengguna.
Ancaman yang paling kecil pengguna khawatirkan adalah serangan DDoS dan aksi spionase global. Kemungkinan karena jenis serangan cyber seperti ini lebih menargetkan perusahaan dan jarang mengancam pengguna biasa.
Serangan DDoS dan aksi spionase adalah ancaman yang pengguna paling kurang kenali dengan baik, sebanyak 29% dan 27% responden, masing-masing, belum pernah mendengar tentang serangan ini.
Salah satu hasil mengkhawatirkan yang disorot oleh survei adalah kenyataan bahwa 28% dari pengguna Internet tidak mengetahui tentang ancaman ransomware. Ini terjadi di masa ketika program jahat baru yang dapat mengenkripsi file di komputer dan meminta tebusan pembayaran untuk kunci dekripsi sedang ramai dan semakin sering bermunculan.
Ahli Kaspersky Lab, misalnya, baru-baru ini melaporkan modifikasi terbaru dari Trojan Tesla Crypt yang menuntut US$500 dari setiap korban.
Adware dan aplikasi berbahaya yang diciptakan untuk mengakses webcam berada di posisi teratas ancaman yang pengguna ketahui tetapi tidak menimbulkan adanya kekhawatiran.
Program ini lebih berbahaya daripada kelihatannya: penjahat dunia maya dapat menonton pengguna atau mendengar informasi rahasia melalui webcam, atau menggunakan klip video untuk memeras korban-korban mereka, sementara modul iklan dapat dimanfaatkan untuk menanamkan program yang bahkan lebih berbahaya.
Survei menunjukkan bahwa pengguna masih meremehkan banyak ancaman cyber. Menariknya, 54% responden mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah ancaman online, tetapi hanya 23% dari responden yang percaya bahwa diri mereka bisa menjadi target serangan cyber.
"Orang-orang merasa khawatir tentang keamanan rekening online mereka, meskipun pada kenyataannya hanya beberapa dari mereka yang berpikir bahwa mereka akan menjadi sasaran serangan cyber," kata Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab Elena Kharchenko.(wn)