Telkomsel baru saja melakukan revitalisasi layanan uang elektronik (eMoney), T-Cash, pada Kamis (15/10) lalu.
T-Cash yang hadir sejak 2007, kali ini diperkenalkan dengan senjata baru yakni teknologi Near Field Communication (NFC).
Teknologi NFC yang ada di T-cash berbentuk stiker bulat berwarna merah yang bisa kita tempelkan di semua jenis ponsel.
Telkomsel sepertinya tak mau T-Cash sekadar aksesori di kompetisi eMoney, maka digandenglah Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) untuk uji coba distribusi bantuan dan subsidi pemerintah.
Rencananya, uji coba akan dilakukan di Jakarta, Cirebon, dan Semarang untuk mendistribusikan bantuan sosial dan subsidi dari pemerintah pada November atau Desember tahun ini
Dari data yang dihimpun oleh TNP2K, ada 15,5 juta rumah tangga yang dianggap layak menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). Nantinya, bantuan tersebut akan disalurkan melalui T-Cash, sehingga tepat sasaran. Untuk tahap awal ada dua ribu keluarga yang ditargetkan untuk menerima bansos.
Studi kelayakan itu akan dijadikan contoh penyaluran bantuan sosial secara digital. Diketahui, Bank Mandiri dan BNI ditunjuk jadi mitra bank yang akan membantu pencairan dana yang disalurkan lewat T-Cash. Tak hanya itu, penerima bantuan juga bisa memakai dana tersebut untuk berbelanja di 1.000 outlet milik merchant mitra Telkomsel.
Pada kuartal ketiga tahun 2015 ini, Telkomsel mengklaim sudah memiliki 149 juta pelanggan seluler dengan coverage layanan 95% di Indonesia dan 400 ribu mitra distribusi yang bisa membantu sosialisasi T-Cash. Sementara, pelanggan uang elektronik telah mencapai angka 20 juta pengguna.
Payung Hukum
Jika ditelisik ke belakang, sebenarnya dalam menyalurkan bantuan non-tunai kepada masyarakat dengan nama Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS), tiga operator papan atas, yakni Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat telah ikut mendukung.
Namun, yang dimanfaatkan hanya jaringan dan nomor selulernya, sedangkan platform e-money, pemerintah lebih mempercayakan menggunakan milik Bank Mandiri yakni e-cash.
Uji coba yang dilakukan Telkomsel dan TNP2K jika memang terealisasi bisa dikatakan sebuah terobosan. Soalnya, ada aturan dari Kementrian Keuangan yang menyatakan penyaluran pembayaran Program Keluarga Harapan (PKH) hanya oleh bank tertentu dan PT Pos Indonesia. (Baca juga: Aturan PKH di Indonesia)
Jika Telkomsel bisa menerobos aturan itu, eMoney di operator ini tentu akan lebih banyak digunakan bertransaksi. Soalnya, uang berputar lumayan menggiurkan dalam mengelola PKH yakni sekitar Rp 6,2 triliun. Hitungan kasarnya ada 15,5 juta orang yang akan mendapatkan bantuan sekitar Rp 400 ribu dari pemerintah.
Masalahnya, akankah sektor perbankan memberikan karpet merah bagi Telkomsel untuk menggarap segmen PKH ini bagi T-Cash?
Sudah menjadi rahasia umum di eMoney terjadi pertarungan antara bank dan operator yang ujungnya transaksi di segmen ini masih lambat adopsinya di masyarakat.
Saat ini nomor seluler yang beredar sudah 300 juta meskipun yang potensial hanya 160-170 juta. Angka ini sudah mendekati saturasi. Sementara perbankan baru memiliki sekitar 60-70 juta nasabah. Entah kenapa kedua sektor ini tak berkolaborasi secara maksimal untuk eMoney hingga sekarang.
@IndoTelko