JAKARTA (IndoTelko) – Maraknya perangkat mobile telah mengubah penggunaan internet, terutama di pasar negara berkembang.
Data dari portal real estate global Lamudi mengungkapkan jumlah kunjungan ke platform yang berasal dari perangkat mobile mengalami pertumbuhan rata-rata 32,17% secara global dalam kurun waktu satu tahun (2014-2015).
Menurut Lamudi, yang baru saja merayakan hari jadinya yang kedua pada bulan lalu, wilayah operasinya di Asia mengalami pertumbuhan paling tinggi untuk kunjungan ke website dari perangkat mobile, mencatat kenaikan 45.56% dalam satu tahun belakangan ini..
Indonesia adalah salah satu pasar smartphone terbesar dengan lebih dari 280 juta pelanggan mobile.
”Penduduk yang rata-rata dalam grup usia muda, populasi yang meningkat pesat, dan perluasan kelas menengah dengan peningkatan daya beli, semua mengarah pada masa depan pertumbuhan smartphone yang positif, dan sektor real estate akan terus didorong oleh akses yang kian meluas,” kata Managing Director Lamudi Indonesia Steven Ghoos dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Diungkapkannya, mayoritas pengguna di Asia menggunakan perangkat berbasis Android untuk mengakses website Lamudi di Pakistan, Myanmar, Bangladesh, Indonesia, Sri Lanka dan Filipina.
Lebih dari 12 bulan, penggunaan perangkat Android telah meningkat dua kali lipat; di Amerika Latin dan Afrika.
Android juga menjadi sistem operasi yang populer, dibuktikan dengan pertumbuhan di tahun 2014 sebesar 63.09% dan tahun 2015 sebesar 53.27% n. Secara global, sebanyak 80% pengguna aplikasi Lamudi kini menggunakan portal dari aplikasi Android.
Di kuartal pertama tahun 2015, data Gartner mengungkapkan wilayah-wilayah dengan pertumbuhan penjualan smartphone tertinggi di seluruh dunia adalah di pasar berkembang di Asia/Pasifik, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara, dengan merek-merek lokal muncul sebagai pemimpin di negara-negara berkembang.
“Dalam dua tahun kami telah beroperasi, salah satu tren terbesar yang kami lihat adalah perubahan dari desktop ke mobile. Pasar negara berkembang telah melihat kemajuan pesat dalam perkembangan mobile; sebagai hasil, konsumen beralih menggunakan perangkat mobile, melewati fase desktop secara bersamaan dan sebaliknya kini menggemari smartphone dan aplikasi,” tambah Co-Founder dan Managing Director Lamudi Global Kian Moini.
Sebagai hasil dari biaya layanan internet yang cukup tinggi di banyak negara berkembang, aplikasi menjadi semakin populer saat berkomunikasi dengan perusahaan online.
Internet Society’s 2015 Global Internet Report mengungkapkan lebih dari 80% waktu online di ponsel dihabiskan pada aplikasi, sebagai lawan browser.
Data dari Lamudi Myanmar, House.com.mm, mengungkapkan bahwa lalu lintas aplikasi di Myanmar hampir setinggi lalu lintas situs karena negara ini mengandalkan mobile internet sebagai akibat dari harga perangkat yang rendah, kartu SIM murah dan paket data yang terjangkau.
"Dengan perkembangan inisiatif seperti Google Project Loon bertujuan untuk memberikan peningkatan konektivitas Internet ke daerah pedesaan termasuk negara Sri Lanka dan Indonesia, kami berharap pergeseran akses internet ke ponsel akan kuat,” tutup Moini.(wn)