Munculkan Kontroversi, Project Loon Diuji coba Setahun

Alexander Rusli (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Operator di Indonesia memiliki keyakinan lumayan  tinggi dengan penyediaan akses internet melalui balon atau dikenal dengan Project Loon milik Google.

Walau kontroversi di Tanah Air lumayan  tinggi terkait Project Loon,  mulai dari sisi regulasi  karena ada potensi praktik frekuensi sharing, model  bisnis yang belum jelas, serta keamanan, pihak yang menyepakati Technical Test dengan Google telah mematok masa uji coba selama setahun.

“Mulainya kuartal pertama 2016. Masa trial setahun,” ungkap President Director & CEO Indosat, Alexander Rusli, kemarin.

Indosat adalah salah satu dari operator  yang menyepakati kerjasama Technical Test dengan Google untuk Project Loon. Selain Indosat,ada Telkomsel dan XL Axiata.

Lebih lanjut Alex mengatakan, saat ini tim teknis dari Indosat  masih mempertimbangkan soal kawasan di Indonesia yang akan diuji oleh balon tersebut. “Kita pilih wilayahnya berbeda dengan dua operator yang juga lakukan kerjasama,”  katanya.   

Seperti diketahui, balon internet yang dibesut Google diibaratkan seperti BTS yang mengapung di udara. Frekuensi yang digunakan adalah spektrum 900 MHz.

Isu penggunaan frekuensi ini menimbulkan kontroversi karena status Google belum jelas sebagai penyelenggara jaringan atau jasa di Indonesia. (Baca juga: Siapa menang di Project Loon)    

Menkominfo Rudiantara sudah mencoba meredakan kegaduhan dengan berjanji mengakomodasi teknologi sejenis untuk rural area yakni OpenBTS. (Baca juga: Project Loon Diragukan)

"Kalau OpenBTS mau jalan, sialhkan. Bisa saja paralel jalannya. Kita harus terbuka terhadap teknologi. Tetapi tanya ke operator, mereka sepakat tidak dengan OpenBTS," katanya.(id)