JAKARTA (IndoTelko) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengajak menteri-menteri ICT di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) untuk bersatu menghadapi dominasi Over The Top (OTT) global.
Ajakan ini dilontarkan Pria yang akrab disapa RA itu kala menghadiri ASEAN ICT Ministries Meeting di Vietnam (26/11).
“Kita harus bersikap terhadap tegas terhadap OTT global. Tidak bisa diteruskan hanya melihat Asean sebagai pasar saja,” tegas RA dalam pesan singkatnya, kemarin.
Diungkapkannya, ada OTT yang pelanggannya di negara Asean nomor tiga dan empat dunia.
“Apabila Asean satu suara, maka akan meningkatkan bargaining power sehingg bisa duduk pada posisi yang lebih berimbang. Ini agar terjadi win-win solution antara operator dan OTT,” katanya.
Sekadar diketahui, Komite Independen Telekomunikasi dan Penyiaran Indonesia (KITPI) menyatakan sekitar 60% pangsa pasar konten di Indonesia dikuasai asing dengan rata-rata kepemilikan di atas 60%.
Data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia menyatakan hampir 90% trafik lari keluar negeri untuk mengakses data.
Dalam perkiraan APJII, Indonesia menyumbang pendapatan bagi pemain konten dari luar negeri sekitar Rp 15 triliun per tahun dimana untuk Facebook sekitar US$ 500 juta, Twitter (US$ 120 juta), LinkedIn (US$ 90 juta), dan pemain asing lainnya.
Dari sisi konektifitas karena harus melayani trafik keluar negeri, operator pun harus membeli bandwidth internasional US$ 218 juta per tahun.
Sedangkan dari sisi pajak malah ada potensi yang tak bisa diraup dari pemain asing sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun menurut The Center for Welfare Studies.(wn)