JAKARTA (IndoTelko) – Genderang perang layanan 4G sudah resmi bergemuruh di industri seluler nasional pasca selesainya penataan frekuensi 1.800 MHz.
Jika selama ini pemain seperti Bolt! atau Smartfren bisa melenggang menawarkan 4G, kali ini pesaing serius berdatangan yakni pemain lapis pertama seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.
Indosat dan XL Axiata telah membawa layanan 4G di 1.800 MHz ke DKI Jakarta yang merupakan pusat pertempuran layanan data nasional. (Baca juga: XL Tak mau jual 4G murah)
Indosat datang dengan tagline 4Gplus tanpa menawarkan paket langganan unlimited ke pelanggan. Hal ini berbeda dengan Smartfren yang berani menawarkan paket True Unlimited. (Baca juga: Smartfren tawarkan unlimited di 4G)
“Kami datang dengan 4G plus tanpa membedakan ke pelanggan ini paket 2G, 3G, atau 4G. kita ingin simpelkan saja penawaran dan tak ada unlimited,” tegas Presiden Direktur & CEO Indosat Alexander Rusli, kemarin.
Dijelaskannya, melalui layanan 4Gplus Indosat Ooredoo, pelanggan akan menikmati kuota data gratis sampai dengan 10GB yang dapat digunakan di jaringan 4G. Pelanggan Indosat Ooredoo juga akan memperoleh 10.000 menit telepon gratis yang dapat digunakan untuk menghubungi teman dan keluarga di nomor Indosat Ooredoo hanya dengan melakukan top up minimal sebesar Rp 10 ribu.
“Kita sudah belajar banyak selama 3 tahun terakhir dalam urusan banting tarif data. Pada akhirnya setiap kilo byte yang kita jual harus bisa untuk reinvestasi di jaringan agar kualitas terjaga. Kalau kita jual terlalu murah, bagaimana bsia reinvestasi? Tak ada pertumbuhan keuntungan,” tegasnya.
Menurutnya, jika ada operator yang berani membanting tarif data tak bisa dilepaskan dari kondisi jaringannya yang masih kosong. “Masalahnya pertumbuhan smartphone eksponensial, sampai kapan bertahan tarif murah kalau kapasitas butuh ditingkatkan? Kami pilih penawaran berbasis kuota agar bisa memprediksi lebih baik kebutuhan pelanggan,” tegasnya.
Diungkapkannya, sejak 2013 Indosat Ooredoo sudah mengeluarkan dana lumayan besar untuk modernisasi jaringan untuk menggandakan kecepatan data dan menghadirkan layanan internet tercepat.
“Kita keluarkan dana hampir US$ 1,7 miliar untuk modernisasi jaringan sejak 2013. Tahun ini dibidik ada 35 kota untuk 4G dengan 4.300 eNode B (BTS 4G). Pada saat diluncurkan, sebanyak 40 juta orang di Indonesia sudah dapat menikmati layanan 4Gplus ini, dan komitmen kami untuk menjangkau 5 juta orang lagi setiap bulannya selama tahun 2016,” tutupnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan estimasi yang dibuat JP Morgan, dibutuhkan waktu kurang lebih 13 tahun bagi operator untuk mencapai titik impas dari belanja modal yang dikeluarkannya bagi layanan data. (Baca juga: Operator sulit cari untung di data) Jika titik impas ingin dipercepat menajdi lima tahun, maka diperlukan tarif naik tiga kali lipat dari sekarang.(id)