JAKARTA (IndoTelko) – Pasar Teknologi Informasi (TI) untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mendadak menjadi primadona di tahun 2015 bagi operator telekomunikasi.
Simak saja aksi dari tiga operator besar di Indonesia yang kian serius menggarap pasar UKM yaitu Telkom, Indosat dan XL Axiata. Telkom bisa dikatakan pionir di segmen ini. Lima tahun lalu Telkom membentuk Divisi Business Services (DBS) untuk menggarap pasar TI di UKM.
Dalam menggarap segmen UKM ini nama besar Telkom benar-benar diuji karena sudah beberapa kali mengubah strategi pendekatan untuk menghadapi dinamika pasar.
Sekarang, sederet produk Telkom melalui DBS mulai diterima pasar UKM sejak konsep membangun ekosistem dijalankan melalui Kampung UKM Digital dan Bina Aspirasi untk Gerakan sejuta UKM di Seluruh Indonesia. (Baca juga: Telkom dan Kampung UKM Digital)
Penantang
Ada gula, ada semut. Fenomena eCommerce dua tahun terakhir mulai mengubah wajah UKM di Indonesia. Data pemerintah menyebutkan jumlah UKM di Indonesia mencapai kisaran 50 juta pelaku. Sementara data Google menunjukkan, ada 8 juta UKM yang potensial untuk go online. (Baca juga: UKM dan kekuatan ekonomi)
Alhasil, Telkom tak lagi sendirian di pasar UKM, Indosat dan XL Axiata pun mulai agresif masuk ke segmen ini. Indosat yang sudah berganti nama menjadi Indosat Ooredoo jika dilihat dari produk yang ditawarkan ke UKM masih berkutat di konektifitas.
Hal berbeda dengan XL Axiata, strategi ala Telkom yakni membangun ekosistem dijalankan anak usaha Axiata itu. (Baca juga: XL dan UKM)
Bisa dikatakan saat ini pesaing yang harus diwaspadai oleh Telkom di pasar UKM adalah XL Axiata. Apalagi dengan diluncurkannya platform DigiBiz yang berhasil mensimplifikasi semua layanan milik Telkom di pasar UKM dalam satu aplikasi, sehingga layak XL dipandang sebagai kuda hitam di segmen ini.
DigiBiz merupakan platform yang bersifat solusi digital guna mendukung para pelaku usaha UKM untuk memulai dan mengembangkan bisnis.
Secara garis besar, DigiBiz menawarkan tiga manfaat. Pertama, Product Solution, yaitu berbagai solusi produk layanan yang relevan untuk dapat mendukung bisnis UKM mereka. Kedua, Business Solution, di mana pelanggan akan mendapatkan manfaat yang bersifat non-telco antara lain tempat berjualan, promosi, pinjaman, dan informasi bisnis.
“Kami belajar banyak dari perjalanan tiga tahun belakangan bersentuhan dengan UKM. Kita sadar sekarang didekati dulu UKM yang sudah mau dan siap online. Kita dekati komunitasnya dan berharap nanti viral. Partnership dan pemasaran menjadi kunci sukses disini, karena itu untuk DigiBiz digandeng Komunitas Tangan Diatas (TDA),” jelas Direktur Digital Services XL Axiata Ongki Kurniawan, kemarin.
Saat ini XL baru minim pelanggan dari kalangan UKM yakni sekitar 250 pelaku usaha yang tersebar di berbagai daerah.
Namun, potensi XL menjadi besar di segmen ini karena telah menjalin kerjasama dengan berbagai komunitas UKM dan perusahaan korporasi yang menyasar pasar UKM seperti IWAPI, Elevenia, HIPMI, Gopher, BPR Pinang Artha, serta komunitas lainnya.
“Kami bersyukur ada elevenia sebagai anak usaha, kita juga tengah dekati seller di sana untuk DigiBiz. Ini segmen yang sudah matang untuk pasar online. Kita sekarang sadar tak bisa jualan solusi secara door to door ke UKM, lebih baik membangun komunitas atau menggandengnya,” katanya.
Tak Terasa
Secara terpisah, Direktur Enterprise dan Business Services Telkom Muhammad Awaluddin mengaku tak gentar dengan mulai banyaknya operator menggarap pasar UKM.
“Kompetisi membuat kita makin kuat. Kita tetap kerja keras dan fokus saja dengan target. Hal yang pasti sih sekarang belum terasa tuh bagi Telkom dampak aksi dari pesaing. Kita masih pemimpin pasar,” katanya.
Diungkapkannya, Telkom sejauh ini telah berhasil mendigitalisasi sejuta pelaku UKM dimana tak hanya menikmati layanan konektifitas tetapi lebih dari itu sudah mengadopsi aplikasi dan berdagang online. (Baca juga: Telkom dan monetisiasi UKM)
Dijelaskannya, aksi Telkom yang sudah beyond connectivity dalam menggarap pasar UKM terlihat dari produk StarBox dimana secara fisik dikemas menarik dalam satu boks yang berisikan kartu perdana simpati Telkomsel, kartu registrasi www.smartbisnis.co.id , aksess wifi jutaan UKM, membership blanja.com, free akses aplikasi akunting mudah dan diskon hingga 25% biaya bulanan dari Jarvis-Store.
“Ini bukan pekerjaan mudah. Kalau hanya menawarkan konektifitas, semua bisa. Tetapi membangun UKM yang mandiri dan berdaya saing secara digital itu tak mudah. Kami melewati perjalanan berliku lima tahun hingga di posisi sekarang. Never say too big to fail, Think big and dare to fail kalau mau sukses di pasar ini,” pungkasnya.
So, genderang perang sudah ditabuh, siapakah nanti yang akan menjadi pemenang di segmen ini? Kita lihat saja nanti. (id)