JAKARTA (IndoTelko) – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meminta operator untuk transparan dalam penawaran tarif 4G agar tidak merugikan pelanggan.
“Banyak keluhan masuk ke BRTI soal penawaran tarif 4G dari operator. Salah satunya masalah cepat habisnya paket data,” ungkap Anggota BRTI I Ketut Prihadi, pekan lalu.
Diungkapkannya, keluhan yang dirasa pelanggan terutama dalam time band atau pembagian waktu penggunaan data. “Ada tren sekarang dibedakan kualitas kecepatan di peak dan off peak. Nah, ini kadang-kadang tak jelas cara penentuannya dan pelanggan merasa tak fair,” katanya.
Diharapkannya, operator lebih transparan dalam penawaran tarif data karena regulator memang belum mengatur harga layanan ini. “Dalam perhitungan interkoneksi bisa diketahui biaya produksi untuk data. Tetapi kan di perhitungan interkoneksi nanti lebih ke suara dan SMS. Nanti, kalau sudah diketahui biaya produksi data, kita bisa lihat sudah wajar belum itu penawaran layanan selama ini,” katanya.
Terkait dengan isu rencana Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memanggil operator 4G, Ketut menduga, biasanya wasit untuk kompetisi bisnis tersebut masuk jika ada indikasi praktik kartel tarif.
“Belajar dari masa lalu bisa saja itu terkait kartel. Kami belum komunikasi dengan KPPU. Tetapi bisa saja mereka pengawasan dan mengingatkan operator,” katanya.
Secara terpisah,Sekjen Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys mengatakan dalam menawarkan tarif ke pelanggan operator selalu melihat kondisi jaringan. (Baca juga: Operator revisi tarif di 4G)
“Kalau di 4G itu sekarang tahap baru, jaringan kosong. Sehingga wajar ada kegiatan promosi untuk menarik pelanggan ke jaringan,” katanya. (Baca juga: Unlimited picu perang tarif data).
Direktur Utama Telkomsel Ririek Ardiansyah menjelaskan Telkomsel menerapkan tarif sesuai dengan kualitas layanan yang ditawarkan. “Telkomsel tak pernah membanting tarif dan kami tak pernah memulai perang tarif,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengatakan dalam menjual paket internet 4G, tak lagi mengandalkan pilihan berdasarkan jumlah kuota data yang diterima. (Baca juga: Tarif 4G cepat habis)
“Tak ada itu beli ketengan alias Rp 10 ribu dapat berapa mega byte. Nanti berdasarkan jenis konten yang diakses, misalnya, paket konten game, konten musik, atau aplikasi. Kalau masih menawarkan kuota dengan koneksi yang cepat bisa sekejap selesai,” jelasnya.(id)