Artajasa Tetap Agresif di 2016

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Dikabarkan menjadi salah satu bidikan dari Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) sebagai operator switching tak mengendorkan agresifitas  PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) di 2016.

Anak usaha Indosat ini bahkan menyiapkan anggaran belanja modal  sebesar US$ 10 juta untuk mendukung ekspansi bisnis di 2016.

“Alokasi akan banyak untuk pengembangan hardware perusahaan serta buat lisensi perangkat lunak dan biaya pemeliharaan mesin,” ungkap President Director & CEO Artajasa Djoko Setiawan Notowidigdo, kemarin.

Diungkapkannya,  perseroan akan mengembangkan produk-produk baru dengan menggunakan infrastruktur yang sudah ada serta menambah merchant yang dapat untuk mendukung transaksi e-commerce.

“Saat ini terdapat sekitar 80 juta pemegang kartu  yang terintegrasi layanan ATM Bersama. Kami berharap, nantinya kartu-kartu itu juga dapat bertransaksi eCommerce,” katanya.

Pada tahun depan, Artajasa berencana menerbitkan Kartu Debit Bersama, dimana , melalui kartu tersebut, nantinya juga dapat berfungsi sebagai jasa penerimaan uang dari luar negeri.

"Ke depan, untuk debit ada dua hal. Pertama, kartu ATM Bersama bisa digunakan di domestik mesin-mesin EDC, kemduian bagi bank-bank yang tidak memiliki kapabilitas untuk menerbitkan kartu sendiri dapat menggunakan jasa dari kami," jelasnya.

Sebelumnya, Himbara tengah memburu penuntasan akuisisi perusahaan switching yang nantinya akan mengelola transaksi ATM bersama. (Baca juga: Himbara ingin satukan ATM)

Aksi akuisisi ini diharapkan kelar pada  kuartal pertama 2016. Nantinya, perusahaan operator ini akan menjadi principal domestik dan interkoneksi di antara penyedia jasa sistem pembayaran. (Baca juga: Artajasa dalam radar Himbara)

Untuk diketahui, saat ini terdapat empat perusahaan operator jaringan ATM di Indonesia yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis  pengelola jaringan ATM Bersama, Rintis Sejahtera pengelola jaringan ATM Prima, PT Sigma Cipta Caraka yang mengelola ATM Link, dan PT Daya Network Lestari  yang mengelola jaringan ATM Alto.

Artajasa menjadi kandidat kuat yang akan dicaplok ikarenakan Artajasa mempunyai 80 bank anggota. Selain itu sebanyak 75% transaksi Artajasa juga dilakukan oleh bank anggota Himbara.(ak)