JAKARTA (IndoTelko) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menilai sektor telekomunikasi siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
“Sektor telekomunikasi siap hadapi MEA. Pemain di sektor ini tak butuh ada regulasi khusus hanya untuk menghadapi era MEA. Aturan yang ada sekarang sudah memadai,” kata Pria yang akrab disapa RA itu kemarin.
Ditambahkannya, hal yang perlu ditingkatkan di sektor telekomunikasi adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar tidak kalah dengan SDM yang berasal dari negara tetangga. Salah satu penilaian dan menjaga kualitas SDM yaitu dengan menggunakan sertifikasi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Diharapkannya, pelaku usaha mampu mengoptimalkan era MEA dengan cara memanfaatkan satu negara dengan negara lainnya. “Kita harus pintar baca peluang,” tutupnya.
Bergairah
Pada kesempatan lain, analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo mengakui sektor telekomunikasi terus bergairah karena adanya peran pemerintah yang ingin membangun infrastruktur hingga ke pelosok.
"Rencana pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur ini akan berdampak juga ke sektor telekomunikasi yang berfungsi menghubungkan satu daerah ke daerah lainnya,” katanya.
Sementara Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai pendorong pertumbuhan sektor telekomunikasi adalah pertumbuhan ekonomi.
"Untuk kuartal pertama tahun ini sektor telekomunikasi bakal bagus. Karena kan minimal pertumbuhan ekonomi akan lebih bagus dari tahun lalu. Sektor telekomunikasi itu pendoronya pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Menurutnya, saat ini di sektor telekomunikasi ada dua pemain besar yang mendominasi yakni Telkom Grup dan XL Axiata. "Telkom Grup menang di semua sisi. Kalau XL masih bisa melawan untuk jasa data,” katanya. (Baca juga: Telkom paling siap hadapi MEA)
Sebelumnya, dalam kajian yang dilakukan Morgan Stanley diperkirakan pertumbuhan pendapatan sektor telekomunikasi sebesar 4% - 8% di tahun 2015 - 2016 dengan memperhitungkan penurunan margin EBITDA tiga perusahaan telekomunikasi Indonesia karena kenaikan biaya data.
Dalam analisa firma ini, harga yang agresif pada segmen data dapat membawa pasar ke skenario "melemah", dimana pertumbuhan pendapatan dari segmen data akan stagnan sementara margin bersih akan tertekan lantaran investasi yang terus-menerus.
Diperkirakan EBITDA untuk tiga perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia (Telkom, XL, dan Indosat) berada 0,3% - 2,2% di bawah konsensus. Pemicunya, pertumbuhan biaya untuk investasi jaringan data dapat berdampak negatif pada operator.(id)