JAKARTA (IndoTelko) – Tender tahap II sekitar 2 ribu hingga 2.500 menara yang dimiliki XL Axiata diperkirakan selesai di semester I 2016.
“Kita sudah umumkan akan ada pelepasan menara. Siapa saja terbuka sebagai bidder, termasuk Solusi Tunas Pertama kalau berminat. Saya tak bisa buka siapa yang ikut dalam tender tahap II ini,” ungkap Direktur Keuangan XL Axiata, Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, kemarin.
Adlan enggan mengungkapkan valuasi dari menara atau jumlah site yang dilepas. “Kalau valuasi per menara tak akan jauh dengan tender tahap I pada 2014. Targetnya Juni 2016 kita sudah dapat pemenang. Soalnya dananya mau digunakan untuk bayar utang,” katanya.
Pada 2014, XL melepas 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) senilai Rp 5,6 triliun. Artinya, rata-rata per menara dinilai Rp 1,6 miliar. Jika XL melepas sekitar 2 ribu- 2.500 menara dana yang bisa didapat sekitar Rp 3,2 triliun hingga Rp 4 triliun. (Baca juga: XL akan Lepas Menara)
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini meminta aksi penjualan menara dilihat sebagai unlocking value. “Ini aksi korporasi yang ingin mendapatkan nilai lebih dari aset. Menara itu dijual lebih tinggi nilainya ketimbang dipertahankan. Butuh atau tidak butuh uang, pada waktunya akan dilepas juga,” katanya.
Tekan Utang
Lebih lanjut Adlan menjelaskan, perseroan pada tahun ini ingin menekan jumlah utang hingga sebesar Rp 13,29 triliun. Utang tersebut terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp 2,49 triliun dan percepatan pelunasan utang yang mencapai Rp 10,8 triliun.
Rencananya, seluruh utang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan kas internal. Pada semester I-2016, perseroan akan melunasi utang kredit valuta asing US$ 88 juta. Lalu, pada semester II-2016, XL memiliki utang pinjaman bank Rp 800 miliar dan utang pokok sukuk Rp 494 miliar.
“Sumber dana untuk percepatan pelunasan utang berasal dari rights issue dan penjualan menara,” jelasnya.
XL berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue hingga 2,75 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah itu setara 24,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Sesuai rencana, harga pelaksanaan rights issue diperkirakan tidak akan lebih dari 20% diskon terhadap theoritical ex-right price. Perseroan menargetkan proses rights issue selesai sebelum Juni 2016.
PT Mandiri Sekuritas dan Credit Suisse Securities bertindak sebagai konsultan keuangan XL dalam rights issue tersebut. Seluruh dana bersih yang diperoleh dari rights issue untuk pelunasan utang kepada Axiata Bhd senilai US$ 500 juta, yang jatuh tempo pada 2017.
“Kalau percepatan utang ini lancar, setidaknya bisa melakukan efisiensi, karena cost pinjaman ini kurang dari 3% per tahun,” kata Adlan.
XL menargetkan net debt/EBITDA turun hingga mencapai di bawah 2 kali pada akhir 2016, dari posisi akhir 2015 yang sebesar 2,8 kali. Pada akhirnya, kondisi ini akan mengangkat bottom line perseroan.
Per 31 Desember 2015, total utang XL mencapai Rp 26,95 triliun. Sepanjang tahun tahun lalu, XL berhasil melakukan pelunasan utang sebanyak Rp 3,1 triliun dan US$ 649 juta. Anak usaha Axiata ini pada 2016 mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 7 triliun. Tahun lalu angka yang sama dialokasikan, tetapi hanya terserap Rp 4,1 triliun.(ak)