JAKARTA (IndoTelko) – Layanan fixed broadband mendadak menjadi perbincangan hangat di bulan Februari ini.
Semua tak bisa dilepaskan dari terus bermunculannya pemain baru. Terakhir adalah munculnya GIG dari Indosat beberapa waktu lalu.
Pemimpin pasar Fixed broadband di Indonesia adalah IndiHome dari Telkom dengan pelanggan sekitar 1,3 juta rumah tangga. Disusul First Media (Link Net) dengan sekitar 400 ribuan rumah tangga.
Sisanya ada pemain lama seperti Biznet dan pemain baru yang tengah genit-genitnya seperti MNC Play atau MyRepublic.
Ada yang membedakan satu operator dengan lainnya, meski sama-sama dengan label Fixed broadband.
Dari sisi infrastruktur Jaringan Akses, IndiHome mengedepankan Fiber To The Home (FTTH) menggantikan jaringan akses hybrid Fiber-Kabel Tembaga yang dikenal sebagai Fiber To The Curb (FTTC). Penggunaan teknologi FTTH juga diikuti oleh para pemain Broadband baru.
Sementara pemain lama seperti First Media masih berjuang di teknologi lama Hybrid Fiber- Coaxial cable.
Moda layanan Fixed broadband masing masing juga kelihatan berbeda, IndiHome menggebrak pasar dengan moda Tripleplay dimana layanan teleponi, akses internet, dan TV /video rich content disatukan dalam bundled services.
Kebanyakan pemain Fixed broadband hanya mampu memberikan layanan double play yaitu akses internet dan TV/Video, bahkan pemain baru seperti MyRepublic hanya memberikan layanan akses internet saja, layanan video menumpang melalui Over The Top (OTT).
“Kami tidak takut dengan kompetisi. Persaingan harus ada supaya kita kerja,” kata DirekturConsumer Telkom Dian Rachmawan, kepada IndoTelko, kemarin.
Dian dipercaya oleh manajemen Telkom untuk memimpin dan mengembangkan layanan IndiHome dan diharapkan bisa menjadi salah satu mesin pendapatan operator pelat merah itu dimasa mendatang.
Dijelaskannya, dalam filosofi persaingan di layanan Telekomunikasi adalah pemenang takes all, dan loosers standing small. “Kuncinyada ada di Belanja modal, People, Teritorial, dan Teknologi Informasi,” katanya.
Diungkapkannya, saat ini dari sisi infrastruktur IndiHome sudah memiliki sekitar 7 juta home passed dan akan bertmbah menjadi 13 juta home passed di tahun ini.
"Kebutuhan broadband paling dominan di setiap rumah disamping TV/Video adalah Internet kecepatan tinggi, persis seperti listrik, apabila Internet absen di rumah, maka akan menjadi problem yang paling menjengkelkan," tegas Dian. (baca juga: Triple Play menjadi kebutuhan)
Ditambahkannya, Telkom secara konsisten melakukan modernisasi Jaringan akses Tembaga- yang sudah tidak sesuai lagi untuk akses broadband dengan FTTH. (Baca juga: Tren Broadband)
“Saat ini pasar diedukasi dengan kecepatan mulai 10 mbps sampai dengan 100 mbps. Pada saat nya nanti dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diperkenalkan kecepatan sampai dengan 1Gbps. Saat ini kebanyakan pelanggan IndiHome meminta kecepatan 10 Mbps meskipun beberapa sudah ada yg berlangganan paket 100 Mbps, kecepatan berlipat 10 kali namun harga hanya sekitar 4 kali" kata Dian.
Menanggapi beberapa pesaing yang menawarkan kecepatan lebih tinggi yaitu 300 Mbps dan 1Gbps, Dian dengan lugas mengatakan bahwa bisa saja mereka (para pesaing) mencetak brosur seperti itu, namun masyarakat pasti akan menanyakan apakah availability dan coverage tersedia di rumah mereka.
"Coverage layanan kami dari Sabang sampai Merauke mengingat Telkom ingin menghilangkan kesenjangan Digital di bumi pertiwi ini, siapa yang membangun demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," tegas Dian.(id)