JAKARTA (IndoTelko) – Laporan Accenture di wilayah Asia Pasifik, menyebutkan nilai investasi ke dalam bidang Financial technology (fintech) selama sembilan bulan pertama di tahun 2015 sudah mencapai US$ 3,5 miliaratau hampir empat kali lebih besar dari angka US$ 880 juta yang tercatat sepanjang tahun 2014.
Kabarnya, kini pemodal ventura sedang mengalihkan perhatian ke fintech ketimbang e-commerce yang mulai memasuki tahap penuh. Pendanaan ke fintech saat ini lebih banyak ketimbang ke perdagangan elektronik yang bahkan sebagian telah bangkrut.
Sinyal ini menjadikan tahun ini gelombang penggunaan fintech bakal booming, bahkan bisa mengalahkan eCommerce. (Baca juga: FinTech tren di 2016)
Dalam industri keuangan, fintech diperkirakan akan mendorong terjadinya revolusi industri keempat dalam bentuknya berupa teknologi digital online. Revolusi ini dilandasi oleh teknologi baru yang akan mengubah seluruh rantai produksi dan manajemen di setiap cabang industri di seluruh negara.
Revolusi industri keempat ditandai oleh meleburnya garis batasan yang sebelumnya memisahkan dunia digital, fisik dan biologi dan dalah satu bentuknya berupa fintech.
Pada bidang asuransi fintech dapat dipakai untuk menjaring nasabah secara digital. Pada usaha simpan pinjam bisa dipakai untuk memberikan pinjaman kepada nasabah atau mencari investor kepada mereka yang ingin memperoleh keuntungan.
Teknologi bukan hanya sekedar pelengkap bisnis, tetapi juga kunci utama dari bisnis yang terus berkembang dan mampu terus bersaing. Fintench menjadi begitu penting saat ini lantaran bisa melakukan perubahan dalam dari inovasi produk, layanan maupun model bisnis,” kata CEO PT Zahir International Muhamad Ismail.
CEO Dimo Pay Indonesia (Dimo), Brata Rafly, menjelaskan pada dasarnya fintech adalah sebuah segmen dari dunia startup yang memiliki fokus untuk memaksimalkan penggunaan teknologi guna mengubah, mempercepat atau mempertajam berbagai aspek dari layanan keuangan yang tersedia saat ini.
“Mulai dari metode pembayaran, transfer dana, pinjaman, pengumpulan dana, hingga pengelolaan asset,” ujarnya.
Menjamur
Saat ini tengah bermunculan fintech dalam dunia startup. Fintench memiliki peran dalam memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mengubah, mempercepat atau mempertajam berbagai aspek dari layanan keuangan yang tersedia saat ini, mulai dari metode pembayaran, transfer dana, pinjaman, pengumpulan dana, hingga pengelolaan aset.
Menurut Brata, Fintech manawarkan potensi kepada pijak-pihak pada industri keuangan. Di negara berkembang seperti Indonesia, dengan tingkat penetrasi keuangan 35,8% versi Bank Dunia 2014), fintech berguna untuk meningkatkan penetrasi.
Fintech dapat mengambil peran guna mempercepat perluasan jangkauan layanan keuangan. Selain itu, fintech juga menciptakan solusi dalam menekan biaya dan waktu penyediaan layanan keuangan yang sebelumnya harus ditanggung oleh baik penyedia maupun pengguna layanan.
“Industri fintech di Indonesia perlu menggunakan teknologi layanan keuangan agnostis dan inklusif yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Soalnya inklusi keuangan di Indonesia masih rendah,” jelas Brata.(id)