Kerugian MNC Sky Vision Membengkak Rp 776,477 miliar di 2015

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) –  PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) membukukan kerugian Rp776,477 miliar sepanjang 2015 atau membengkak dari posisi 2014 sebesar Rp 155,011 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan yang direngkuh sepanjang 2015 hanya sebesar Rp 3,23 triliun atau turun tipis 1,2% dibandingkan 2014 sebesar Rp 3,27 triliun dari pemegang merek TV berbayar Indovision itu.

Pendapatan sepanjang 2015 didapat dari Jasa Penyiaran Program sebesar Rp 3,063 triliun, Penyiaran Iklan (Rp 145,2 miliar), dan lainnya. Kerugian yang diderita emiten dengan kode saham MSKY ini pada tahun 2015 sangat besar ditimbulkan oleh Kerugian kurs  Rp526,92 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya mengalami kerugian kurs sebesar Rp168,42 miliar.

Sementara Beban Pokok Perseroan meningkat dari Rp2,89 triliun menjadi Rp3,05 triliun, dan Beban keuangan meningkat dari Rp176,17 miliar menjadi Rp206,53 miliar, serta Beban lain Perseroan meningkat dari Rp90,32 miliar menjadi Rp141,21 miliar, sedangkan Beban usaha dan lainnya mengalami kenaikan dari Rp146,23 miliar menjadi Rp136,31 miliar.

Total aset perseroan hingga tahun 2015 mencapai Rp6,57 triliun naik dari Rp5,87 triliun di tahun 2014, dan Total Utang mengalami kenaikan dari Rp4,28 triliun di tahun 2014 menjadi Rp5,18 triliun pada tahun 2015.

Kinerja Buruk
Tak hanya di TV berbayar kinerja media milik MNC Grup yang kurang menggembirakan, untuk media Free To The Air (FTA) juga mengalami hal yang sama.

PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) sebagai pemilik stasiun TV RCTI, CTPI, dan MNC TV, serta Global TV  melaporkan laba bersih pada tahun 2015 sebesar Rp1,19 triliun menurun 32,39% dibanding 2014 sebesar  Rp1,76 triliun.

Pendapatan emiten dengan kode saham MNCN ini sepanjang 2015 sebesar Rp 6,44 triliun turun 3,45% dari 2014 sebesar Rp6,67 .  

Total aset MNCN pada tahun 2015 mencapai Rp14,47 triliun, tumbuh 6,32% dari Aset tahun 2014 yaitu Rp13,61 triliun. Utang mengalami peningkatan dari Rp4,21 triliun menjadi Rp4,91 triliun pada tahun tahun 2015.

Buruknya kinerja dari dua lini usaha media ini berimbas ke PT Global Mediacom Tbk (BMTR) sepanjang 2015.

Emiten dengan kode saham BMTR ini  melaporkan kinerja Perseroan pada tahun 2015  mencatatkan  laba bersih menjadi Rp52,18 miliar atau turun 92,58%  dibandingkan 2014 sebesar Rp702,92 miliar.

BMTR sepanjang 2015 mendapatkan pendapatan Rp 10,58 triliun turun tipis dibanding 2014 sebsar  Rp10,66 triliun.

Sekadar informasi, MNC Grup adalah penguasa di pasar FTA dan TV berbayar. Dominasinya mulai digoyang di era konvergensi dimana masyarakat membutuhkan telepon, akses internet, dan hiburan di rumah (Triple play). (Baca juga: Triple play  di Indonesia)

Salah satu pemain Triple Play yang mulai menggerus pasar MNC Grup adalah Telkom dengan IndiHome. (Baca juga: Perseteruan Telkom Vs MNC Grup) Buntutnya, konten milik MNC media sekarang tak ada lagi di UseeTV dari IndiHome.(id)